Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan teknologi real estat yang berbasis di Singapura, PropertyGuru Group, membukukan kenaikan total pendapatan 22,7 persen menjadi Sin$100,7 juta (Rp1,07 triliun) untuk tahun fiskal 2021, naik dari Sin$82,1 juta (Rp871,41 miliar) pada periode tahun lalu.
Sebagaimana dilansir The Business Times pada Senin (01/03/2022), grup tersebut, yang Rumah.com di Indonesia merupakan bagian darinya, mengatakan pendapatan yang dilaporkan melebihi perkiraan 2021 sebesar Sin$97,5 juta sebesar 3,3 persen dan percaya itu mencerminkan meningkatnya kepercayaan di pasar properti.
Ini terjadi ketika PropertyGuru bersiap untuk go public melalui merger dengan Bridgetown 2 Holdings, perusahaan akuisisi tujuan khusus (special purpose acquisition company/SPAC) yang didukung oleh miliarder Peter Thiel dan taipan Hong Kong Richard Li.
PropertyGuru juga mengumumkan bahwa rapat umum luar biasa Bridgetown 2 bagi para pemegang sahamnya untuk menyetujui kombinasi bisnis ini akan diadakan pada 15 Maret 2022.
Kesepakatan ini mencakup rencana untuk membuat entitas gabungan dengan nilai perusahaan sekitar US$1,35 miliar dan nilai ekuitas sekitar US$1,78 miliar.
Grup yang menyediakan layanan real estat ke negara-negara di Asia Tenggara itu juga mengalami pertumbuhan di Singapura, Vietnam, dan Malaysia selama 2021.
PropertyGuru mengatakan pangsa pasar keterlibatannya di Singapura dan Malaysia tumbuh, sementara Vietnam melihat peningkatan dalam daftar properti baru.
Chief executive officer dan direktur pelaksana PropertyGuru Hari Krishan mencatat bahwa meskipun pemulihan Covid-19 tidak merata di seluruh Asia Tenggara, grup tersebut mampu mencatatkan hasil keuangan yang kuat.
“Pertumbuhan Asia Tenggara didorong oleh fundamental jangka panjang urbanisasi, digitalisasi, dan kelas menengah yang meningkat, dan kami keluar dari 2021 dengan momentum yang baik di sektor real estat di pasar utama kami, karena pembatasan Covid berkurang,” tambahnya.
PropertyGuru mengharapkan pendapatan pada 2022 tumbuh 44 persen dibandingkan dengan 2021 menjadi Sin$145,1 juta.
Estimasi pendapatan yang lebih tinggi datang di belakang momentum bisnis grup yang kuat pada tahun ini serta proyeksi pertumbuhan pasar Asia Tenggara.