Bisnis.com, JAKARTA - Singapura telah menyiapkan langkah-langkah tambahan untuk membantu rumah tangga, pekerja dan pebisnis guna menghadapi dampak ekonomi dari invasi Rusia ke Ukraina jika situasinya semakin memburuk.
"Di bidang ekonomi, kami memantau dengan cermat dampak krisis ini," kata Menteri Keuangan Lawrence Wong dalam sebuah posting Facebook, Senin.
Sementara itu, Menteri Perdagangan dan Industri Gan Kim Yong juga memperingatkan bahwa perang telah mengaburkan prospek ekonomi negara kota ini dan tekanan inflasi kemungkinan akan meningkat lebih lanjut dalam waktu dekat.
Invasi Rusia ke Ukraina telah mengguncang pasar dari energi hingga logam dan biji-bijian, menambah lebih banyak tekanan inflasi pada ekonomi global yang sudah bergulat dengan biaya yang melonjak. Harga minyak mentah Brent telah melonjak di atas US$100 per barel dan gas alam cair meningkat dua kali lipat dalam enam bulan terakhir.
Melonjaknya biaya energi global akan berdampak signifikan pada ekonomi karena Singapura mengimpor sebagian besar kebutuhannya, kata Gan di parlemen. "Tarif listrik untuk bisnis dan rumah tangga, serta harga pompa untuk bensin dan solar, diperkirakan akan meningkat," katanya.
Konflik lebih lanjut dinilai akan membebani rantai pasokan global karena Rusia dan Ukraina adalah eksportir utama komoditas seperti gandum, nikel dan paladium, menurut Gan.
“Sebagai ekonomi terbuka, kami tidak akan dapat sepenuhnya melindungi Singapura dari dampak biaya global yang lebih tinggi,” katanya. “Sangat penting bagi kami untuk memperkuat pertahanan kami terhadap guncangan eksternal seperti itu.”
Adapun, Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan mengatakan bahwa negara itu berencana untuk memberlakukan kontrol ekspor pada barang-barang yang dapat digunakan sebagai senjata di Ukraina untuk menimbulkan kerugian atau menaklukkan Ukraina. Singapura juga akan memblokir bank-bank Rusia tertentu dan transaksi keuangan yang terhubung ke negara tersebut.
Langkah-langkah sedang dikerjakan dan akan diumumkan segera, sambungnya kepada parlemen. Singapura sendiri adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia tanpa adanya persetujuan Dewan Keamanan PBB yang mengikat.