Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMF Apresiasi Kebijakan Indonesia Kurangi Subsidi BBM

Tindakan Indonesia menurut IMF perlu diapresiasi karena sangat sulit bagi negara lain untuk melakukan hal serupa.
Sejumlah pengemudi kendaraan mengisi BBM di salah satu SPBU yang dikelola Pertamina MOR II Sumbagsel. /Istimewa
Sejumlah pengemudi kendaraan mengisi BBM di salah satu SPBU yang dikelola Pertamina MOR II Sumbagsel. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — IMF Senior Resident Representative for Indonesia James P. Walsh memuji langkah Indonesia yang sudah mulai mengurangi dan menghilangkan subsidi bahan bakar fosil atau bahan bakar minyak (BBM).

Hal tersebut merupakan salah satu strategi Indonesia untuk mengendalikan perubahan iklim, mengingat Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang polusi terbanyak di dunia.

Menurut James, tindakan yang diambil Indonesia perlu diapresiasi, lantaran sangat sulit bagi negara lain untuk melakukan hal serupa.

"Jadi ini cukup bagus, ini adalah kesuksesan nyata dan sangat sulit bagi negara mana pun untuk menghapus subsidi bahan bakar fosil sehingga Indonesia layak mendapat pujian karena melakukan ini," kata James, dalam Green Economy Outlook 2022 yang diselenggarakan oleh Bisnis Indonesia, dikutip Rabu (23/2/2022).

Dia mengatakan, pada akhirnya subsidi harus dikurangi menjadi nol dan Indonesia harus bergerak menuju harga berbasis pasar untuk bahan bakar fosil.

Dengan menggabungkan subsidi akhir dengan harga pasar untuk bahan bakar fosil, idealnya dengan pajak karbon yang memperhitungkan kerusakan yang merugikan lingkungan, menurutnya akan ada lebih banyak investasi dalam energi terbarukan. Selain itu juga akan lebih sedikit emisi gas rumah kaca di Indonesia dan yang terpenting, lebih sedikit penyakit pernapasan di daerah perkotaan, dimana saat ini emisi solar dan bahan bakar minyak sering kali menjadi masalah utama untuk kesehatan masyarakat.

Seperti diberitakan sebelumnya, Indonesia memiliki target mengurangi emisi karbon sebesar 29 persen di 2030 untuk mengendalikan perubahan iklim.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu dalam G20 Finance Track Side Event pada Kamis (17/2/2022) lalu mengungkapkan, ada dua sektor yang berkontribusi dalam menurunkan emisi karbon di 2030.

Sektor tersebut adalah sektor kehutanan dan sektor energi dan transportasi. Dengan menargetkan kedua sektor tersebut, Febrio optimis target tersebut bisa tercapai di 2030.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper