Bisnis.com, JAKARTA - Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) sebagai superhub ekonomi (economic superhub) menjadi salah satu faktor keberhasilan utama untuk merealisasikan Visi Indonesia 2045.
Menurut Lampiran II Salinan Undang-undang No 3 tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara, visi superhub ekonomi IKN bakal diwujudkan melalui pengembangan 6 (enam) klaster ekonomi yang strategis, resilien dan inovatif dengan dukungan fondasi yang kukuh dalam bentuk infrastruktur keras dan lunak.
"Pengembangan keenam klaster didasarkan pada peningkatan daya saing sektor-sektor yang sudah berkembang di Kalimantan Timur serta introduksi sektor-sektor maju yang berorientasi teknologi tinggi dan berkelanjutan," mengutip Lampiran II Salinan Undang-undang No 3 tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara, Senin (21/2/2022).
Adapun keenam klaster ekonomi penggerak utama ini kemudian diturunkan menjadi beberapa subsektor yang akan membantu mewujudkan visi superhub ekonomi.
Keenam klaster ekonomi penggerak utama yakni pertama, Klaster Industri Teknologi Bersih, dengan misi menyediakan produk yang mendukung mobilitas dan utilitas yang ramah lingkungan. Pengembangan pada sektor ini akan berfokus pada industri teknologi bersih untuk mobilitas dan utilitas yang lebih ramah lingkungan, yaitu perakitan panel surya (Solar PV) dan kendaraan listrik roda dua atau electric 2-wheeler (E2W).
Kedua, Klaster Farmasi Terintergrasi, dengan misi emngembangkan pusat manufaktur farmasi dengan biaya efisien dan terbaik di kelasnya untuk ketahanan dan keamanan kesehatan yang lebih baik. Adapun pengembangannya berfokus pada produksi bahan aktif obat-obatan (API) generik, biosimilar dan biologics guna memenuhi peningkatan kebutuhan domestik dan memperkuat ketahanan nasional terhadap krisis kesehatan.
Ketiga, Klaster Industri Pertanian Berkelanjutan dengan misi mengembangkan pusat produksi dan inovasi pangan berbasis nabati yang berkelanjutan dan tanggap menghadapi tren kesehatan/kebugaran masa depan. Pengembangannya difokuskan pada protein nabati, herbal dan nutrisi serta produk ekstrak tumbuhan.
Keempat, Klaster Ekowisata inklusif dengan misi mengembangkan destinasi ekowisata kelas dunia berbasis aset ekowisata dan pariwisata kebugaran dengan identitas global khas Kalimantan Timur. Adapun pengembangan ekowisata juga akan ditunjang oleh pariwisata kota, meetings, incentives, conferencing, exhibitions (MICE), serta wisata kesehatan dan kebugaran.
Kelima, Klaster Kimia dan Produk Turunan Kimia, dengan misi membangun pusat pengembangan bahan kimia dan produk turunan kimia bagi sektor yang berpotensi memiliki permintaan tinggi serta membuka lapangan kerja dengan memanfaatkan sumber daya alam di wilayah Kalimantan Timur.
Baca Juga
Nantinya, pengembangan akan berfokus pada pengembangan industri petrokimia dan oleokimia yang didukung penyediaan tenaga kerja berketerampilan menengah hingga tinggi.
Dan keenam, Klaster Energi Rendah Karbon, dengan misi mentransformasi industri energi yang sudah ada di Kalimantan Timur dengan mengembangkan produksi energi rendah karbon sebagai sumber energi pada masa depan, seperti biofuel, bahan bakar sintetis dan gasifikasi batu bara.
Nantinya, keenam klaster penggerak ini juga akan diperkuat oleh dua pemampu atau enabler, yaitu Klaster Pendidikan abad ke-21 serta penerapan kota cerdas dan pusat industri 4.0.
Adapun strategi klaster yang terperinci telah dikembangkan dan akan dilaksanakan secara bertahap di IKN, yang dimulai tahun 2025.