Bisnis.com, JAKARTA - Airbus SE membukukan kenaikan pesanan dari wilayah Asia Pasifik lebih dari 17.600 pesawat baru untuk dua dekade ke depan, mengikuti pembukaan kembali akses masuk negara-negara.
Dilansir Bloomberg, pada Senin (14/2/2022), sekitar tiga per empat pesanan baru ini berasal dari kategori pesawat kecil, seperti tipe A220 dan A320. Pesawat kargo juga tengah banyak diminati untuk mengimbangi kebutuhan armada regional yang naik dua kali lipat pada 2040, kata Airbus.
China menjadi sumber pertumbuhan utama setelah jeda panjang terkait dengan strategi nol-Covid negara itu, kata Airbus. Sementara itu India dan negara berkembang lainnya seperti Vietnam menjadi magnet lainnya.
"Kami masih berharap bisa menyelesaikan transaksi dengan pelanggan China. Ada banyak tekanan pada mitra kami di China untuk menghadapi risiko tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya," ungkap Chief Commercial Officer Airbus Christian Scherer.
Sementara Asia Pasifik menjadi pemacu bisnis penerbangan, kebijakan penutupan perbatasan yang ketat dan lama telah menguji industri pariwisata. Pembukaan kembali akhirnya kemungkinan akan menjadi kunci bagi prospek Airbus dan saingan beratnya Boeing Co., yang keduanya bangkit kembali setelah jeda pandemi.
Scherer mengatakan Airbus memprediksi penerbangan regional dengan tingkat seperti 2019 akan tercapai pada 2023 dan 2025. Airbus meyakini sebanyak lebih dari 40 persen permintaan akan berasal dari Asia Pasifik.
Baca Juga
Scherer mengatakan mungkin ada beberapa perusahaan pengiriman dan logistik besar yang tertarik dengan pesawat kargo. CMA CGM SA, perusahaan logistik peti kemas terbesar ketiga di dunia, memesan empat pesawat A350F pada Desember.
Airbus menargetkan untuk memproduksi 65 seri A320 andalannya per bulan pada pertengahan 2023, dan bakal mencapai 75 per bulan pada pertengahan dekade ini.