Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Makin Garang, MIND ID Pacu Eksplorasi Produksi Pada 2022

Peningkatan produksi tersebut akan ditempuh dengan aktif mengikuti tender atau lelang Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK) maupun Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B).
Kegiatan operasional pertambangan anggota MIND ID./mind.id
Kegiatan operasional pertambangan anggota MIND ID./mind.id

Bisns.com, JAKARTA - BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID) bakal meningkatkan pertumbuhan eksplorasi dan produksi secara agresif pada 2022. 

CEO MIND ID Hendi Prio Santoso mengatakan bahwa peningkatan produksi tersebut akan ditempuh dengan aktif mengikuti tender atau lelang Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK) maupun Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B).

Langkah serupa akan dilakukan pada tambang potensial lainnya di dalam negeri. MIND ID turut membuka peluang akuisisi pada tambang potensial di luar negeri. 

“[Kami] Juga akan menjajaki peluang akuisisi tambang di luar negeri. Juga melakukan kajian life of mine plan PT Freeport Indonesia setelah 2041,” katanya saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI di Senayan, Jakarta, Rabu (16/2/2022). 

Lebih lanjut, holding akan menjajaki penyediaan sumber daya cadangan yang memadai untuk kebutuhan inisiatif strategis hilirisasi. Di sisi lain, kata Prio, pihaknya akan memperkuat monitoring program eksplorasi terintegrasi di MIND ID. 

MIND ID merupakan holding tambang yang membawahi sejumlah perusahaan. PT Antam, Tbk, PT Bukit Asam, Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero) serta PT Timah, Tbk. Selain itu, MIND ID juga menguasai 20 persen saham di PT Vale Indonesia, Tbk. 

Hingga September 2021, MIND ID mencatatkan pendapatan Rp63,8 triliun atau naik 34,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya secara year to date (ydt). Holding membukukan laba bersih naik hampir 800 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu menjadi Rp9,82 triliun. 

Selain itu produksi batu bara mengalami peningkatan 18 persen menjadi 22,9 juta ton hingga September 2021 secara ytd. Timah mengalami penurunan produksi 48 persen menjadi 17.900 ton, ferronickel 19.100 ton, emas meningkat 61 persen menjadi 994.000 troy ounce.

Kemudian, produksi tembaga meningkat 76 persen menjadi 957 juta pound, nickel matte turun 14 persen menjadi 48.000 ton. bijih nikel mencapai 8,3 ribu ton, bauksit naik 5 persen mencapai 1,4 juta ton, serta aluminium nak 2 persen menjadi 185.500 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper