Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo akan meminta komitmen dari sejumlah pemimpin G20 guna mengakselerasi transisi energi. Pertemuan G20 diharapkan dapat memberikan kesepakatan konkret dalam salah satu pilar utama yang akan dibahas.
Bertindak mewakili sambutan Presiden Joko Widodo dalam peluncuran forum Transisi Energi G20 pada Kamis (10/2/2020) Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mengatakan transisi energi harus dilakukan secara berkeadilan tanpa membebani suatu negara dan rakyatnya.
Luhut mengatakan transisi energi memerlukan biaya yang sangat besar, sehingga hal itu dapat memberatkan negara-negara berkembang dan negara miskin. Pasalnya, di tengah pandemi Covid-19 telah mengubah banyak skenario, mulai dari bisnis, pekerjaan, hingga orientasi pembangunan.
Untuk itu, Luhut mengatakan agar transisi energi tidak menjadi beban, maka diperlukan adanya bantuan secara global dari negara-negara lain untuk melakukan transisi energi.
"Saya akan meminta komitmen global dari masing-masing G20 leaders untuk bersama-sama menyepakati langkah konkret dalam rangka transisi energi," ujar Luhut dalam acara peluncuran Transisi Energi G20, Kamis (9/2/2022).
Luhut menambahkan bahwa transisi energi menjadi tidak hanya menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia, melainkan hal itu menjadi tanggung jawab global. Indonesia telah mencapai kesepakatan pada COP 26 untuk memacu pemakaian energi yang ramah lingkungan.
Di samping itu, Indonesia telah menetapkan targetnya untuk mencapai karbon netral pada 2060 atau lebih cepat melalui upaya sendiri dan dukungan internasional.
"Indonesia akan mengangkat tiga hal krusial untuk transisi energi berkelanjutan dan berkeadilan yaitu fokus pada akses, energi, teknologi, dan pendanaan," ungkapnya.