Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis tahun 2022 ini akan menjadi momentum pemulihan ekonomi nasional bagi Indonesia.
Jokowi mengatakan keberhasilan Indonesia dalam mengendalikan pandemi Covid-19 menjadi kunci bagi pemulihan ekonomi nasional. Dia menuturkan, keberhasilan Indonesia dalam mengendalikan gelombang Covid-19 varian Delta di kuartal III/2021 mendorong percepatan pemulihan ekonomi Indonesia di kuartal IV/2021
"Kita tahu pertumbuhan ekonomi di kuartal IV/2021 kita bisa tumbuh 5,02 persen," kata Jokowi dalam agenda Mandiri Investment Forum (MIF) 2022, Rabu (9/2/2022).
Namun, Jokowi menyebut terdapat sejumlah tantangan pemulihan ekonomi yang akan muncul pada tahun ini. Pertama pandemi Covid-19 yang masih belum usai, sedangkan tantangan kedua dari sisi eksternal atau situasi global.
Tantangan eksternal itu menurut Jokowi terdiri dari dua hal yakni gangguan rantai pasok yang memicu inflasi secara global, dan kedua normalisasi kebijakan moneter Bank Sentral atau ancaman kenaikkan suku bunga acuan di Amerika Serikat (AS).
“Normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat yang diperkirakan akan terjadi lebih cepat," katanya.
Sekadar informasi, The Fed diperkirakan bakal menaikkan suku bunga acuannya lebih agresif hingga 50 basis poin atau 0,5 persen pada pertemuan Maret 2022. Adapun, langkah yang diambil ini akan tergantung pada kondisi inflasi beberapa bulan mendatang.
Kendati demikian, Jokowi menegaskan bahwa Indonesia sudah memiliki amunisi untuk mengantisipasi ancaman yang ada ke depan. Salah satunya cadangan devisa RI yang pada Januari 2022 mencapai US$ 141,3 miliar.
"Cadangan devisa pada Januari 2022 mencapai sebesar US$ 141,3 miliar membawa Indonesia dalam posisi yang lebih baik dalam menghadapi tantangan eksternal pada 2022 terutama terkait normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat," tuturnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini melanjutkan, kenaikan juga ditunjukkan pada keyakinan konsumen, yang kembali berada pada tingkat optimistis, sebesar 118,3 pada Desember 2021 sehingga mendorong belanja masyarakat ke tingkat yang lebih tinggi dari masa sebelum pandemi.
“Indonesia [saat ini] dalam posisi yang lebih baik dalam menghadapi tantangan eksternal pada 2022, terutama terkait normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat,” ungkap Jokowi.