Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mandiri (BMRI): Sektor Usaha Terdampak Pandemi Perlu Bantuan Fiskal

Sejumlah sektor usaha terdampak pandemi dinilai masih memerlukan bantuan fiskal pada tahun ini.
Pengunjung beraktivitas di kawasan Mbloc Space, Jakarta, Selasa (31/8/2021). Pemerintah melakukan perpanjangan PPKM level 3 di DKI Jakarta hingga 6 September 2021 dengan memberikan kelonggaran bagi restoran dan pusat perbelanjaan maksimum kapasitas 50 persen dari semula hanya 25 persen dan jam operasional hingga 21.00 WIB./Antara
Pengunjung beraktivitas di kawasan Mbloc Space, Jakarta, Selasa (31/8/2021). Pemerintah melakukan perpanjangan PPKM level 3 di DKI Jakarta hingga 6 September 2021 dengan memberikan kelonggaran bagi restoran dan pusat perbelanjaan maksimum kapasitas 50 persen dari semula hanya 25 persen dan jam operasional hingga 21.00 WIB./Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Sektor-sektor usaha yang belum pulih dari dampak pandemi Covid-19 perlu mendapatkan dukungan lebih besar pada tahun ini agar agenda mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi dapat terlaksana dengan baik.

Chief Economist PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) Andry Asmoro menilai bahwa kenaikan harga komoditas memberikan dorongan yang sangat besar bagi perekonomian Indonesia tahun lalu. Namun, harga komoditas itu bisa turun sewaktu-waktu sehingga perlu ada penguatan struktur perekonomian di sektor lainnya.

Menurut Andry, sejumlah sektor sudah mampu mencatatkan kinerja setara kondisi 2019 atau sebelum pandemi Covid-19, yang artinya mampu pulih dari tekanan. Meskipun begitu, banyak pula sektor yang masih belum mampu pulih sehingga memerlukan dukungan dari pemerintah.

"Rata-rata sektor yang belum mampu pulih memang sangat berkaitan dengan Covid-19, seperti jasa pendidikan terkendala pembatasan aktivitas, manufaktur juga butuh adanya kehadiran pekerja dan kalau ada yang terkena Covid harus ada pembatasan. Kuncinya di penanganan pandemi," ujar Andry.

Menurutnya, berbagai dukungan fiskal seperti insentif pajak dan keringanan pembayaran cicilan sangat membantu masyarakat dan dunia usaha melewati pandemi Covid-19. Kini, dukungan lainnya dapat menjadi salah satu motor pendorong dunia usaha untuk membantu pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi 2022.

Sebelumnya, Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang juga Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa masih terdapat sektor usaha yang belum mencapai kondisi pra-pandemi. Keterbatasan aktivitas tatap muka membuat banyak sektor usaha babak belur dan sulit tumbuh.

"Ada sektor-sektor yang masih berada di bawah pre-pandemic level. Ini yang kami harus berikan perhatian," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK pada Rabu (2/2/2022).

Sri Mulyani pun menjabarkan berbagai sektor yang masih tertinggal pemulihannya, atau dia menyebutnya lagged behind. Berikut sektor-sektornya:

-Angkutan laut

-Angkutan sungai

-Angkutan udara

-Angkutan rel

-Jasa pendidikan

-Jasa keuangan lain

-Jasa lainya

-Industri mesin

-Manufaktur lain

-Industri kulit

-Industri alas kaki

-Industri tekstil pakaian jadi

-Industri perdagangan mobil dan motor

-Industri kertas

-Industri kayu

-Industri semen

-Industri tembakau

-Industri batu bara migas

-Industri karet

-Industri barang logam elektronik

-Pertambangan migas

-Alat angkut

-Pengadaan gas

-Layanan makanan dan minuman

-Pergudangan

-Industri akomodasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper