Bisnis.com, JAKARTA —Direktur Utama AirAsia Indonesia atau PT Indonesia AirAsia, Veranita Yosephine menampik kabar terkait dengan rencana perseroan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK massal kepada karyawan mereka pada tahun ini.
Veranita menerangkan kondisi keuangan dan operasional AirAsia Indonesia berada pada posisi stabil dengan perkembangan yang positif pada awal 2022.
Veranita menegaskan perseroannya berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja maskapai seiring dengan momentum pemulihan ekonomi nasional.
“Kami terus berkomitmen untuk menumbuhkan bisnis kami bersama seluruh stakeholder. Di AirAsia, kami selalu mengutamakan karyawan kami, dan terus berupaya memperluas kesempatan kerja bagi para karyawan sejalan dengan rencana besar kami untuk pertumbuhan yang kuat kedepannya,” kata Veranita melalui siaran pers, Selasa (1/2/2022).
Dia menambahkan perseroannya telah menambah lebih banyak frekuensi penerbangan mulai Februari 2022 untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat. AirAsia Indonesia, kata dia, terus berkoordinasi dengan regulator maupun mitra di industri penerbangan untuk memastikan operasional tetap stabil.
“Kami telah menambah lebih banyak frekuensi penerbangan mulai Februari 2022 untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat,” kata dia.
Baca Juga
Sebelumnya beredar kabar bahwa PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) dan PT AirAsia Indonesia berinisiatif melakukan pertemuan dengan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) terkait dengan ancaman bangkrut dan pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat terdampak pandemi.
Langkah efisiensi itu, disebut-sebut dilakukan seiring dengan permasalahan bisnis kedua maskapai penerbangan nasional yang dinilai berdampak pada aspek ketenagakerjaan di internal perusahaan.
Saat ini, AirAsia Indonesia sudah mulai mengoperasikan penerbangan komersialnya sejak September 2021 yang lalu dan secara berkala berencana membuka semua rute yang sebelumnya dioperasikan oleh Indonesia AirAsia.