Bisnis.com, JAKARTA - Platform perdagangan aset kripto terbesar, Binance Holdings Ltd., menciptakan dana asuransi (insurance fund) senilai US$1 miliar bagi penggunanya menyusul rentetan kasus peretasan pada platformnya.
Dilansir Bloomberg pada Senin (31/1/2022), Binance yang juga menerbitkan koin Binance (BNB) telah mengalokasikan uang untuk portofolio darurat sejak Juli 2018 dan baru-baru ini mengonsolidasikan dananya ke satu tempat.
Upaya tersebut menandai upaya untuk memerangi kekhawatiran dari pengguna setelah serangkaian serangan siber, termasuk di Binance pada 2019.
Pada awal bulan ini, Crypto.com mencatat adanya rekening pengguna yang menyimpan aset kripto senilai US$34 juta dan uang tersebut ditarik tanpa seijin pemiliknya. Para peretas berhasil membobol lebih dari US$80 juta aset digital dari ekstensi blockchain Qubit Finance pada pekan lalu.
"Di Binance kami selalu mengatakan dana akan aman dan hari ini Binance Secure Asset Fund bertindak sebagai perlindungan yang efektif bagi pengguna," ungkap Chief Executive Officer (CEO) Changpeng (CZ) Zhao dalam sebuah catatan.
Dana itu bernilai US$1 miliar berdasarkan harga pembukaan pada 29 Januari.
Baca Juga
Peminat cryptocurrency telah dibuat khawatir seiring dengan pelanggaran keamanan siber di sejumlah platform perdagangan. Hal ini juga membuat perusahaan menangguhkan layanannya untuk memperbaiki kerentanan jaringan.
Hal ini menjadi peringatan dari sistem di mana transaksi kripto hanya dapat dilacak ke kode serial anonim, bukan identifikasi pribadi.
