Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Naik, Produsen Alas Kaki Tambah Pabrik

Tambahan pabrik alas kaki baru akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja tahun ini.
Aktivitas di pabrik sepatu di Tangerang, Banten sebelum pandemi Covid-19. /Antara-Akbar Nugroho Gumay
Aktivitas di pabrik sepatu di Tangerang, Banten sebelum pandemi Covid-19. /Antara-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah perusahaan alas kaki tengah meningkatkan kapasitas produksi mereka seiring dengan permintaan ekspor yang naik 27,5 persen secara tahunan pada akhir 2021. Peningkatan kapasitas produksi itu dilakukan dengan menambah jumlah pabrik di daerah baru seperti Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur. 

Direktur Eksekutif Aprisindo Firman Bakrie mengatakan langkah itu sekaligus bakal merekrut lebih banyak lagi tenaga kerja ketimbang tahun lalu. Menurut Firman, perluasan pabrik itu menjadi manuver teranyar sejumlah perusahaan alas kaki menyusul permintaan domestik dan internasional yang naik signifikan pada akhir tahun lalu. 

“Kita tumbuh 27,5 persen total ekspornya pada kuartal ketiga 2021, kita belum bisa korelasi serapan tenaga kerjanya untuk tahun ini berapa tapi kita cukup optimislah,” kata Firman melalui sambungan telepon, Minggu (30/1/2022). 

Di sisi lain, kata Firman, tren kenaikan serapan tenaga kerja tidak hanya terjadi pada pabrik baru yang ada di Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur. Menurut dia, serapan tenaga kerja pada industri alas kaki itu juga terjadi pada pabrik lama yang sudah beroperasi seperti di kawasan Tangerang, Bekasi, Serang dan Purwakarta. 

“Hampir keseluruhan daera kita tumbuh, di daerah-daerah yang eksisting seharusnya zero growth tapi justru tumbuh untuk serapan tenaga kerjanya,” tuturnya. 

Sebelumnya, Kementerian Industri (Kemenperin) optimis serapan tenaga kerja pada industri pengolahan nonmigas dapat memenuhi target mencapai 20,84 juta orang pada tahun ini. Target itu naik 11,80 persen dari torehan 2021 di posisi 18,64 juta orang. 

Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri mengatakan sektor manufaktur nonmigas terus ekspansif setelah lonjakan pandemi pada pertengahan 2021 lalu. Menurut Febri, investasi pada sektor itu mulai tumbuh signifikan pada kuartal keempat 20221. 

Sepanjang Januari-September 2021, realisasi investasi di sektor manufaktur tercatat sebesar Rp236,79 triliun. Angka ini naik 17,3 persen jika dibandingkan dengan realisasi investasi pada periode yang sama di 2020 sebesar Rp201,87 triliun.

Dari sisi capaian nilai ekspor, kontribusi sektor industri manufaktur terus meningkat meski di tengah himpitan pandemi. Nilai ekspor industri manufaktur pada Januari-November 2021 mencapai US$160 miliar atau berkontribusi sebesar 76,51 persen dari total ekspor nasional. Angka ini telah melampaui capaian ekspor manufaktur sepanjang  2020 sebesar Rp131 miliar dan lebih tinggi dari capaian ekspor 2019. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper