Bisnis.com, JAKARTA - Bandara Halim Perdanakusuma akan ditutup mulai 26 Januari 2022 untuk dilakukan revitalisasi sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) No. 9/2022.
Bisnis.com merangkum sejumlah fakta terkait dengan bandara berkode HLP yang ditutup akhir bulan ini, mulai dari lama waktu hingga operasional penerbangan beberapa maskapai yang terpaksa direlokasi.
Ini 4 fakta Bandara Halim ditutup 26 Januari 2022:
1. Ditutup 3,5 Bulan
Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati menuturkan waktu penutupan diperkirakan paling lama 3,5 bulan. Revitalisasi bandara dilakukan untuk memperbaiki fasilitas sisi darat maupun udara, dalam rangka meningkatkan aspek keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penerbangan.
2. Persiapan Maskapai
Maskapai diminta melakukan persiapan yang mencakup pembatalan penerbangan, refund tiket, pengalihan rute penerbangan, dan lain sebagainya. Masyarakat yang sudah membeli tiket pesawat dengan keberangkatan melalui Bandara Halim diimbau untuk menghubungi pihak maskapai agar dilakukan proses penanganan selanjutnya.
3. Pekerjaan Revitalisasi
Adapun, pekerjaan yang akan dilakukan yaitu pembangunan di sisi udara maupun sisi darat, yakni penyehatan landas pacu (runway) dan landas hubung (taxiway), peningkatan kapasitas landas parkir (apron) pesawat udara Naratetama dan Naratama; renovasi gedung Naratetama dan Naratama; renovasi bangunan operasi; perbaikan sistem drainase di dalam bandar udara; dan penataan fasilitas lainnya.
4. Operasional Penerbangan Direlokasi
Bandara Halim Perdanakusuma, selama ini melayani penerbangan niaga berjadwal, tidak berjadwal, kargo, penerbangan militer dan VVIP. Selama revitalisasi sedang berjalan, operasional bandara dihentikan sementara dan tidak ada penerbangan dari dan ke Bandara Halim.
Baca Juga
Selanjutnya operasional penerbangan akan direlokasi ke bandara lainnya, seperti Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Husein Sastranegara, Bandara Kertajati, Bandara Budiarto, dan Bandara Pondok Cabe.
Pesawat maskapai niaga tidak berjadwal yang pindah operasional ke Bandara Soekarno-Hatta ditempatkan di apron Terminal 1, yaitu Premi Air (1 unit), Indonesia Air Transport (1 unit), Elang Lintas (2 unit), AFM (3 unit), Kharisma (5 unit), Tri MG (3 unit), Enggang Air/CEO Jetset (3 unit).
Sementara itu, pesawat yang direncanakan pindah ke hanggar GMF AeroAsia di Bandara Soekarno-Hatta di antaranya: Premi Air (8 unit), Travira (1 unit), Kharisma (1 unit), PTN (1 unit), Jhonlin (2 unit), Enggang Air/CEO Jetset (1 unit), AFM (1 unit).
Kemudian, pesawat yang direncanakan pindah ke Bandara Pondok Cabe diantaranya: Travira Air (4 unit), Pelita Air (1 unit), Premi Air (1 unit), Jhonlin (1 unit), Susi Air (1 unit), Transwisata (3 unit), Fasi (2 unit).
Pesawat yang direncanakan pindah ke Bandara Budiarto diantaranya: Elang Lintas (2 unit), Kharisma (3 unit) dan Airfast (3 unit). Untuk pesawat maskapai yang berpindah ke Bandara Husein Sastranegara adalah Biomantara (2 unit).
Adapun pesawat kargo yang direncanakan pindah ke apron Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta adalah Trigana Air (3 unit) dan Sriwijaya Air (1 unit).