Bisnis.com, JAKARTA - Produksi minyak Libya kembali naik ke level normal setelah blokade di ladang bagian barat dan pelabuhan di timur dibuka.
Dilansir Bloomberg pada Minggu (16/1/2022), Gubernur OPEC untuk Libya Mohammed Oun mengatakan produksi minyak negara itu telah mencapai 1,2 juta barel per hari. Angka itu merupakan level normal sebelum ada penutupan fasilitas kilang minyak di Afrika Utara pada tahun lalu. Saat itu, produksi berkurang menjadi 700.000 barel.
Dilaporkan, ladang minyak terbesar El-Sharara telah berproduksi 280.000 barel minyak per hari. Capaian ini mendekati kapasitas maksimalnya.
Baca Juga
Produksi minyak Libya telah berfluktuasi sejak pertengahan Desember 2021 ketika pasukan milisi memaksa ladang barat, termasuk Sharara, untuk ditutup sebagai bagian dari perselisihan akibat gaji dan politik.
Sektor minyak kawasan itu semakin terpukul ketika pipa utama ditutup untuk perbaikan awal 2022 ini. Ditambah lagi, cuaca buruk menyebabkan setidaknya empat pelabuhan timur ditutup.
Meski demikian, kilang di barat, yakni Bouri, Farwah, Mellitah dan Zawiya masih ditutup karena cuaca buruk, menurut sumber anonim yang mengetahui hal tersebut.