Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Ekspor China Cetak Rekor Berkat Pemulihan Permintaan Global

Surplus perdagangan mencapai US$94,5 miliar untuk bulan Desember 2021, menurut perhitungan Bloomberg berdasarkan rilis administrasi bea cukai China.
Pekerja berada di depan peti kemas yang ditumpuk di Pelabuhan Yangshan Deepwater, Shanghai, China, Senin (23/3/2020). Bloomberg/Qilai Shenn
Pekerja berada di depan peti kemas yang ditumpuk di Pelabuhan Yangshan Deepwater, Shanghai, China, Senin (23/3/2020). Bloomberg/Qilai Shenn

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja ekspor China kembali memecahkan rekor pada bulan Desember lalu. Alhasil, surplus perdagangan tahunan Negeri Tirai Bambu ini naik ke level tertinggi baru dan memberikan dukungan bagi ekonomi yang melambat setelah terseret oleh kemerosotan pasar properti dan wabah Covid yang sporadis.

Surplus perdagangan mencapai US$94,5 miliar untuk bulan Desember 2021, menurut perhitungan Bloomberg berdasarkan rilis administrasi bea cukai China. Angka ini lebih tinggi dari estimasi median US$74 miliar dalam survei ekonom Bloomberg. Untuk setahun penuh, surplus perdagangan China mencapai US$676 miliar.

Ekspor pada bulan Desember sendiri tercatat sebesar US$340,5 miliar, menjadikan total setahun penuh menjadi US$3,36 triliun. Impor China pun tercatat sebesar US$246 miliar pada bulan Desember dan US$2,69 triliun untuk tahun ini.

Data tersebut mengkonfirmasi gambaran yang terlihat sepanjang tahun -- permintaan yang kuat untuk semua jenis barang-barang China karena pabrik-pabrik negara memompa segala sesuatu mulai dari elektronik hingga furnitur taman.

Namun, pertumbuhan perdagangan diperkirakan akan melambat di tahun ini, karena permintaan untuk teknologi kerja dari rumah dan peralatan perawatan kesehatan melambat dan konsumsi bergeser ke layanan ketika seluruh dunia mulai hidup dengan Covid.

Ketergantungan pada produksi China dapat dikurangi jika produksi di tempat-tempat seperti Asia Tenggara pulih. Wabah omicron di China juga mengirimkan kegelisahan atas rantai pasokan, karena produksi dan pengiriman negara itu sebelumnya telah menghadapi gangguan dari langkah-langkah penahanan virus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper