Bisnis.com, JAKARTA - Investasi dana ventura di China masih menunjukkan pertumbuhan cemerlang, mencapai US$130,6 miliar sepanjang 2021 meski pemerintah menerapkan tindakan keras kepada sejumlah perusahaan teknolgi.
Dilansir Bloomberg pada Senin (10/1/2022), perusahaan riset yang berbasis di London, Preqin menunjukkan bahwa pertumbuhan investasi dana ventura China tumbuh hingga 50 persen dibandingkan US$86,7 miliar pada tahun lalu.
Capaian ini di luar ekspektasi mengingat krisis yang menimpa Alibaba Group Holding Ltd., Tencent Holdings Ltd., ByteDance Ltd. dan penyedia transportasi online Didi Global Inc.
Peralihn juga dilakukan sejumlah perusahaan yang bergerak di bisnis internet yang lunak ke teknologi hard core seperti semikonduktor, robotik, dan perangkat lunak. Adapun di sektor bioteknologi menyentuh US$14,1 miliar pada tahun lalu, naik lebih dari 10 kali lipat pada 2016.
"Selera investor untuk teknologi China tetap utuh. Apa yang berubah, bagaimanapun, adalah di mana mereka memarkir uang mereka. Sudah menjadi sangat jelas bahwa semakin banyak dana mengalir ke startup dengan teknologi mutakhir," kata Jiang Jingjing, seorang pengacara spesialis penggalangan dana di King & Wood Mallesons di Hong Kong.
Kendati demikian, China masih di belakang Sillicon Valley yang mencapai rekor US$296,6 miliar pada tahun lalu, lebih dari dua kali lipat investasi di seluruh Asia.
Baca Juga
Namun, dalam beberapa hal, China sudah berhasil melampaui Amerika Serikat, misalnya produsen chip, desainer sirkuit terpadu dan startup semikonduktor lainnya yang berhasil menggalang US$8,8 miliar dalam pendanaan tahun lalu, lebih dari enam kali lipat yang didapat oleh perusahaan serupa di AS senilai US$1,3 miliar.
"Sekarang di China sedang menggila. Sektor chip sedang panas-panasnya," kata mantan insinyur Intel Corp., yang membangun perusahaan rintisan Yong Luo.
Pergerakan inilah yang diinginkan Presiden China Xi Jinping dalam rencana 5 tahun. Partai Komunis telah mengecam pengaruh merusak dari gim (Tencent) dan video online (ByteDance), sambil mendorong lebih banyak sumber daya untuk dialokasikan untuk penelitian fundamental.
Pemerintah Xi memprioritaskan kemandirian setelah pemain kunci seperti Huawei Technologies Co. dan SenseTime Group Inc., masuk dalam daftar hitam AS.
Dalam sebuah dokumen cetak biru, Beijing merencanakan untuk meningkatkan belanja R&D lebih dari 7 persen per tahun dan memilih tujuh bidang teknologi yang diharapkan dapat mencapai terobosan besar, di antaranya eksplorasi ruang angkasa, ilmu otak dan informasi kuantum, semua sektor di mana perusahaan-perusahaan yang dirajai Amerika.
Pemerintah China juga membuat taruhan besar pada teknologi baru seperti kendaraan hidrogen dan bioteknologi.
"Pemerintah China sangat menyadari pentingnya inovasi pada masa depan China, khususnya untuk meredam dampak penuaan dan akumulasi modal yang berlebihan. Investasi dalam teknologi mendalam benar-benar penting," kata ekonom bank investasi Natixis Alicia García-Herrero.
Namun, tindakan keras China telah memperjelas sektor-sektor tertentu yang potensial untuk didanai. Hal ini menyebabkan inflasi dalam penilaian startup karena semua pemodal ventura bersaing untuk mendapatkan kesepakatan yang sama.