Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah terus mendorong upaya vaksinasi untuk meminimalisasi dampak dari Covid-19 pada masyarakat. Hal ini termasuk dengan memberikan vaksin dosis ketiga atau booster.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan program vaksinasi dosis ketiga atau booster akan dimulai pada Januari 2022. Dia mengatakan hal tersebut sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Terkait dengan kesiapan vaksinasi termasuk booster, ada yang vaksin program [pemerintah] dan mandiri. Program ini sesuai arahan Bapak Presiden sudah bisa dimulai di awal Januari," kata Airlangga saat bertemu dengan awak media secara hibrida di kantor Kemenko Perekonomian di Jakarta, Kamis (30/12/2021).
Hingga saat ini, Airlangga menyebut pemberian vaksin booster bagi masyarakat masih menunggu rekomendasi dari Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI). Airlangga mengatakan terdapat dua opsi metode pemberian vaksin booster yaitu secara homologous dan heterelogous.
Dalam praktiknya, pemberian vaksin secara homologous berarti pemberian dosis ketiga vaksin Covid-19 sesuai dengan jenis vaksin yang diberikan pada dua dosis pertama sebelumnya. Misalnya, jika seseorang menerima dua dosis pertama vaksin Covid-19 dari Sinovac, maka dosis ketiga akan diberikan Sinovac juga.
Jika menggunakan metode heterelogous, dosis vaksin Covid-19 ketiga akan berbeda jenis dengan dua dosis pertama yang diberikan atau campur. Misalnya, jika seseorang menerima dua dosis pertama vaksin jenis Sinovac, dosis ketiga atau booster bisa berasal dari jenis vaksin Pfizer atau Moderna atau AstraZeneca.
Baca Juga
"Memang ada negara yang merekomendasikan Moderna tidak full-dose [dosis penuh]. Ini tentu kita akan tunggu hasil dari ITAGI, sesudah itu kita baru dorong [vaksin booster]," jelas Airlangga.
Selain itu, pemerintah akan mendorong pengembangan vaksin Merah Putih dan vaksin Nusantara. Keduanya masih dalam proses pengembangan.
"Vaksin Merah Putih diharapkan bisa masuk semester kedua tahun depan untuk vaksin booster. Berikutnya vaksin Nusantara yang sekarang masih diuji di RSPAD, mungkin akan bisa dikembangkan ke rumah sakit lain," jelasnya.
Di sisi fiskal, alokasi APBN 2022 untuk kesehatan adalah sebesar Rp256 triliun atau 9,4 persen dari total belanja negara sebesar Rp2.714,2 triliun.
Pada anggaran PEN 2022, alokasi untuk kluster kesehatan adalah sebesar Rp117 triliun dari total pagu anggaran Rp414,1 triliun.
#ingatpesanibu #sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua