Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksi target produksi batu bara akan berada di kisaran 637 – 664 juta ton. Meski begitu, target tersebut disebut sulit tercapai.
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan pesimistis perkiraan tersebut dapat dicapai meski belum ditetapkan secara resmi. Kata dia, produksi batu bara sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca di area tambang.
“Kok saya agak berat ya untuk mencapai angka tersebut. Sekarang saja kita tidak mencapai target produksi dikarenakan Indonesia yang selalu bergantung dengan kondisi cuaca,” katanya kepada Bisnis, Kamis (30/12/2021).
Minerba one data Indonesia (MODI) hingga hari ini mencatat realisasi produksi batu bara baru mencapai 607,40 juta ton atau setara 97,18 persen dari target yang ditetapkan awal tahun yakni 625 juta ton. Target ini sulit tercapai mengingat angka 2022 tinggal satu hari lagi.
Mamit menyebutkan cuaca kerap kali mengganggu produksi di area tambang. Selain itu, isu sosial dan harga batu bara juga dinilai turut andil dalam produksi komoditas tersebut.
“Jadi saya agak pesimis untuk mencapai angka segitu. Apalagi 2021 tinggal hitungan hari, karena kita sangat bergantung pada cuaca,” terangnya.
Sebelumnya, Kementerian ESDM memproyeksikan rencana produksi komoditas batu bara akan berada di kisaran 637 – 664 juta ton pada 2022. Kendati demikian, angka tersebut belum final dan masih terus dibahas dengan stakeholder dan internal pemerintah.
Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara Ditjen Minerba Kementerian ESDM Sunindyo Suryo Herdadi memperkirakan kebutuhan domestik batu bara akan berada di kisaran 190 juta ton.
“Sehingga rentang produksi untuk tahun depan saat ini memang sedang finalisasi tapi rentangnya itu sekitar 637 juta ton sampai tertinggi 664 juta ton,” katanya saat konferensi pers, Selasa (27/12/2021).