Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) optimistis target investasi 2022 sebesar Rp1.200 triliun dapat tercapai.
Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Kementerian Investasi/BKPM Indra Darmawan mengatakan bahwa ada empat alasan yang mendorong sehingga target tersebut dapat tercapai, meski diakui sangat tinggi.
Pertama, banyak proyek investasi yang sudah memulai tahapan realisasi, baik dari konstruksi maupun produksi. Kendati sejak tahap konstruksi kegiatan investasi sudah membuka kesempatan kerja, nantinya tenaga kerja akan lebih banyak terserap pada tahap produksi.
Tidak hanya itu, belanja sudah mulai dilakukan sejak tahap konstruksi. "Jadi dari konstruksi ke tahap produksi, itu belanja juga. Lalu, ke operasi komersial dan belanja juga. Pada tahap operasi belanja juga. Itu semua belanja akan dicatat sebagai realisasi," jelasnya pada webinar, Senin (27/12/2021).
Kedua, terdapat rencana investasi yang didaftarkan namun belum direalisasikan sejak 2008. Jumlah nilai investasi tersebut mencapai Rp2.000 triliun.
"Data kita 10-15 tahun terakhir, memperlihatkan bahwa satu pertiga rencana terealisasi. Itu trennya seperti itu," ujarnya.
Ketiga, ada sekitar lebih dari 100 perusahaan yang mendapatkan fasilitas perpajakan dari pemerintah berbentuk tax allowance dan tax holiday. Nilai dari investasi perusahaan yang sudah mendapatkan keringanan tersebut mencapai Rp900 triliun.
"Kita bilang ke mereka, 'Eh, anda sudah dapat kemudahan dan keringanan dari pemerintah. Mana realisasi investasinya? Ada masalah tidak? Kalau ada, kita punya Satgas yang diketuai Menteri Investasi dan wakil ketuanya Wakapolri dan Wakil Jaksa Agung'," katanya.
Keempat, proyek mangkrak senilai Rp708 triliun sejak November 2019. Saat ini, Indra menyebut realisasi investasi mangkrak tersebut sudah mencapai Rp560 triliun. Pemerintah dan satgas disebut akan mendorong realisasi dari nilai investasi sisanya.
Oleh sebab itu, Indra menilai target realisasi Rp1,2 kuadriliun tahun depan bisa dicapai dengan sejumlah proyek investasi yang masih dalam proses realisasi itu.