Bisnis.com, JAKARTA – Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) meminta pemerintah untuk membuka lebih banyak perbatasan atau border dengan negara lain yang mencatatkan sebaran kasus Covid-19 rendah.
Wakil Ketua Umum Asita Budijanto mengatakan, perluasan pembukaan perbatasan itu mesti dilakukan untuk menjaga momentum pemulihan sektor pariwisata di 2022. Adapun Indonesia bakal menggelar sejumlah event internasional pada saat itu.
“Beberapa gelaran internasional di 2022 tentu saja menjadi harapan bagi pariwisata Indonesia untuk semakin mendatangkan wisatawan mancanegara dengan penerapan protokol kesehatan yang tetap terukur,” kata Budijanto melalui pesan WhatsApps, Senin (27/12/2021).
Salah satu langkah pembukaan perbatasan itu, kata Budijanto, dapat dilakukan lewat pemanfaatan fasilitas travel bubble. Dia meminta, pemerintah untuk segera memperluas jangkauan travel bubble itu seiring dengan gelaran internasional nanti.
“Harapan kami di 2022 Indonesia membuka lebih banyak border dengan negara-negara yang kecil angka positif Covid-nya dengan skema apapun silahkan, sehingga perlahan-lahan ekonomi melalui pariwisata akan terangkat kembali,” tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno memutuskan untuk menunda pelaksanaan jalur perjalanan tervaksinasi atau Vaccinated Travel Lane (VTL) menyusul merebaknya mutasi Covid-19 berjenis B.1.1.529 atau varian Omicron pada akhir tahun ini.
Baca Juga
Sandi mengatakan, langkah itu diambil lantaran varian Omicron terbukti dapat menginfeksi orang yang telah tervaksinasi.
“VTL itu terus dikaji karena ternyata Omicron berhasil menembus vaksin, terutama kasus yang ada di Indonesia. Oleh karena itu kami melakukan observasi yang kami tunggu data terakhir dengan adanya penanganan di berbagai negara,” kata Sandi saat memberi keterangan dalam Jumat Pers Akhir Tahun secara hybrid, Senin (27/12/2021).
Sandi mengatakan, Kementeriannya bakal berfokus menerapkan program travel bubble yang dianggap lebih aman dari VTL. Menurutnya, program travel bubble saat ini tengah diperluas seiring dengan gelaran internasional pada tahun depan di Tanah Air.
Manuver itu diambil setelah pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Jakarta dan Bali lewat skema travel bubble dinilai sukses pada awal Desember tahun ini. Saat itu, Sandi menuturkan, tidak ada peserta yang terinfeksi Covid-19.
“Jadi VTL sementara kita put on the side line, konsep bubble ini kami coba perluas, karena G20 ke depan dan beberapa event ini juga sangat membutuhkan suatu solusi yang kami coba kembangkan dengan sistem bubble saat pembukaan G20,” kata dia.
Adapun, Kemenparekraf mematok jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Tanah Air mencapai 1,8 sampai dengan 3,6 juta orang pada tahun depan. Proyeksi itu tidak jauh berbeda dari estimasi yang sudah ditetapkan sebesar 1,5 juta orang pada tahun 2021.
Kendati demikian, proyeksi nilai devisa pariwisata naik signifikan di angka sekitar US$0,47 miliar hingga US$1,7 miliar pada tahun depan. Proyeksi itu terpaut jauh dari angka US$0,36 miliar hingga US$0,37 miliar di 2021.