Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatatkan realisasi investasi subsektor mineral dan batu bara sebesar US$3,5 miliar hingga 10 Desember 2021.
Jumlah itu 81,3 persen dari target yang dipatok sebesar S$US$4,3 miliar, dan berpotensi menjadi capaian terendah dalam 5 tahun terakhir.
Laporan Direktorat Jenderal Minerba Kementerian ESDM mendapati bahwa realisasi US$3,5 miliar per 10 Desember 2021. Laporan lainnya mencatat realisasi investasi minerba menyentuh US$3,9 miliar hingga 17 Desember 2021.
Kementerian ESDM sejatinya masih memiliki waktu beberapa hari lagi sebelum pergantian tahun untuk menghimpun investasi hingga mencapai target yang direncanakan.
Direktur Penerimaan Mineral dan Batu Bara sekaligus Plh Sekretaris Ditjen Minerba Muhammad Wafid menerangkan bahwa evaluasi kebijakan terus dilakukan pemerintah untuk menghilangkan hambatan investasi, termasuk pemberian insentif.
“Kami evaluasi terus terkait kebijakan regulasi dan peraturan yang dikeluarkan oleh minerba agar tidak menghambat investasi, termasuk mengeluarkan insentif-insentif yang diperlukan,” katanya kepada Bisnis, Jumat (24/12/2021).
Baca Juga
Adapun, realisasi capaian investasi sektor minerba berpotensi menjadi terendah dalam 5 tahun terakhir. Kementerian ESDM membukukan realisasi investasi mencapai US$6,1 miliar dari target US$6,9 miliar pada 2017.
Kemudian realisasi investasi minerba mencapai U$7,48 miliar dari target US$7,41 miliar pada 2018. Selanjutnya realisasi US$6,5 miliar dari target US$6,1 miliar di 2019.
Rencana penjaringan investasi sektor tersebut diturunkan pemerintah pada 2020 seiring dengan pandemi Covid-19 sebesar US$4,7 miliar. Hingga akhir 2020, realisasi investasi dicatat Kementerian ESDM sebesar US$4,2 miliar.
Saat konferensi pers Selasa (21/12/2021) Wafid menyebutkan bahwa penurunan capaian tersebut diakibatkan oleh penyebaran Covid-19 yang belum juga usai.
“Ini masih dalam kondisi sebagaimana 2 tahun terakhir akibat pandemi Covid-19. Ada hal yang cukup menghambat realisasi investasi subsektor minerba,” katanya.
Di sisi lain, Kementerian ESDM mencatat penerimaan negara bukan pajak (PNBP) minerba telah mencapai Rp70,05 triliun hingga 10 Desember 2021. Angka itu telah menembus 179,14 persen dari target sebelumnya, yakni Rp39,1 triliun.
Dia menyebut bahwa kenaikan harga batu bara menjadi kontributor terbesar dalam mendongkrak PNBP tahun ini. Namun begitu, Wafid menyebut, Kementeriannya turut berkontribusi dalam mendongkrak penerimaan ini.
“Kami mewajibkan seluruh wajib bayar untuk segera melunasi penerimaan negara bukan pajak sebagaimana kewajiban kepada negara,” terangnya.
Salah satu kontributor terbesar penerimaan negara subsektor minerba adalah batu bara. Dari laporan pemerintah, produksi batu bara dalam negeri telah mencapai 560 juta ton atau 89,6 persen dari target 625 juta ton.
Lainnya, realisasi kebutuhan batu bara dalam negeri telah menembus 121,3 juta ton atau 88,2 persen dari target 137,5 juta ton.