Bisnis.com, JAKARTA - Tencent Holdings Ltd. akan melakukan divestasi sekitar US$16 miliar sahamnya di JD.com Inc. dan mengunakannya sebagai dividen. Rencana ini memicu kekhawatiran terhadap e-commerce China yang akan ditinggalkan oleh investornya.
Dilansir Bloomberg pada Kamis (23/12/2021), langkah mengejutkan Tencent untuk melepaskan sebagian besar sahamnya di peritel online nomer 2 di China dilakukan setelah Beijing menerapkan sanksi bagi raksasa teknologi karena alasan monopoli.
Sanksi juga diberikan karena JD.com dinilai mempertahankan ekosistem tertutup yang menguntungkan perusahaan tertentu dengan mengorbankan orang lain.
Sebagai bagian dari kesepakatan, Presiden Tencent Martin Lau akan keluar dari dewan JD.com yang efektif pada Kamis.
Tindakan Tencent mungkin dapat menujukkan niat baik kepada pemerintah yang mendorong perusahaan teknologi untuk berbagi kekayaan.
Saham JD.com turun sebanyak 11 persen pada awal perdagangan di Hong Kong, sementara investor Tencent lainnya, Meituan, Kuaishou Technology, dan Bilibili Inc. juga turun setidaknya 3 persen. Adapun saham Tencent melonjak lebih dari 3 persen.
Baca Juga
"Divestasi seharusnya tidak mengejutkan dan dapat dibaca sebagai reaksi terhadap penyelidikan antimonopoli - cukup jelas bahwa regulator tidak ingin melihat terlalu banyak pola 'seperti faksi' dalam teknologi besar," kata Direktur Eksekutif HHSC Assets (HK) Chen Da.
Tencent akan menyerahkan saham kelas A sebanyak 457,3 juta di JD.com yang mewakili 86,4 persen dari total sahamnya dan mendekati 15 persen dari total saham yang diterbitkan peritel online ini.
Pada penutupan hari Rabu, saham dalam distribusi yang diusulkan bernilai 127,7 miliar dolar Hong Kong (US$16,4 miliar). Dengan demikian, porsi saham Tencent akan berkurang dari 17 persen menjadi 2,3 persen.
Dividen khusus ini akan menjadi salah satu hadiah pemegang saham terbesar yang pernah ada oleh perusahaan teknologi China, yang telah lama mengandalkan pertumbuhan dan investasi yang cepat untuk memuaskan investor.
Ini menggambarkan strategi Tencent yang memulai menanamkan modal pada perusahaan dalam tahap pengembangan, lalu keluar saat portofolionya mampu membiayai inisiatif masa depannya.
“Dewan percaya bahwa JD.com sekarang telah mencapai status seperti itu, dan oleh karena itu Dewan menganggap bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk mengalihkan [mayoritas saham kepada investornya]," kata perusahaan itu.
Distribusi dividen ini diusulkan setelah adanya pengetatan pengawasan regulasi selama lebih dari satu tahun. Tindakan keras ini telah memperlambat pertumbuhan perusahaan digital seperti Tencent hingga Meituan dan pesaing sengitnya, Alibaba Group Holding Ltd.