Bisnis.com, JAKARTA – Produsen baja lapis aluminium seng (BjLAS) PT Sunrise Steel membidik pertumbuhan volume produksi hingga 250 ribu ton pada tahun depan. Jumlah tersebut lebih tinggi dari proyeksi tahun ini yang sebesar 200 ribu ton.
Presiden Direktur Sunrise Steel Henry Setiawan mengatakan, utilisasi produksi perseroan tidak mengalami penurunan maupun kenaikan selama pandemic Covid-19. Dengan kapasitas produksi sebesar 400 ribu ton per tahun, utilisasi perseroan berada di angka 50 persen sepanjang tahun ini.
“Jadi entah kami merebut pasar dari produsen lain di Indonesia, atau kami merebut pasar produk-produk impor,” kata Henry kepada Bisnis, Jumat (17/12/2021).
Proyeksi pertumbuhan 20 persen hingga 30 persen pada tahun depan diakuinya belum akan mencerminkan peningkatan permintaan di industri baja ringan. Namun demikian, perseroan akan berupaya kembali merebut permintaan pesaing di dalam negeri maupun produk impor.
Pada penghujung tahun ini, Sunrise Steel tengah menyelesaikan proyek lini produksi baru, yakni penipisan baja canai panas menjadi baja canai dingin.
Dari lini produksi tersebut, volume output diharapkan dapat tumbuh signifikan, sehingga mengerek utilisasi menjadi 62,5 persen pada tahun depan.
“Tentunya kami harapkan bantuan pemerintah untuk pengendalian impornya,” ujar Henry.
Sementara itu, konsumsi baja ringan nasional mengalami penurunan pada tahun lalu menjadi 1,15 juta ton dari 2019 yang mencapai 1,6 juta ton. Tahun ini, konsumsi baja ringan nasional diperkirakan menyentuh 1,25 juta ton dengan pertumbuhan 8,6 persen.
Serapan baja ringan paling besar masih di sektor konstruksi dan properti. Sementara itu, sebagian kecilnya diserap oleh segmen elektronik, seperti pabrik casing AC, kulkas, dispenser air, karoseri, dan otomotif.