Bisnis.com, JAKARTA - Sektor komersial di kawasan Asia Pasifik diprediksi akan mengalami kenaikan transaksi sebesar 20 persen pada 2022.
Hal itu berdasarkan laporan terbaru dari Knight Frank berjudul Asia-Pacific Outlook Report 2022: Optimism and Opportunities Ahead.
Pemulihan ekonomi pasca pandemi wilayah Asia Pasifik akan terus berlanjut walau masih ditengah-ketidakpastian oleh munculnya varian virus baru, Omicron.
Pertumbuhan ekonomi yang sebelumnya sempat terhambat pada 2021 diprediksi akan kembali tumbuh diatas tren rata-rata tahun depan.
Meski laporan ini memprediksi kenaikan transaksi di sektor komersial, di sisi lain juga menyoroti berbagai kelemahan dan kekuatan berbagai aset properti setelah pandemi yang berlarut-larut.
Managing Director Knight Frank Kevin Coppel mengatakan salah satu dikotomi terbesar yang muncul selama setahun terakhir ialah perbedaan yang semakin besar antara harga properti komersial dan sewa.
Baca Juga
Di satu sisi, harga properti komersial telah menguat, bahkan di atas level sebelum pandemi. Namun tingkat kekosongan sekarang lebih tinggi daripada selama Global Krisis keuangan.
"Penghuni yang aktif di pasar mendapat manfaat dari insentif dan diskon sewa, meskipun jendela kesempatan ini mulai menyempit," ujarnya dalam laporan, Selasa (14/12/2021).
Dia juga memprediksi untuk sektor perkantoran akan terjadi pertumbuhan angka pekerjaan di sektor teknologi tetap menjadi kunci utama pendorong semakin tingginya permintaan sewa kantor.
Permintaan untuk co-working akan memiliki momentum tersendiri seiring dengan lebih panjangnya masapemberlakuan pola kerja hybrid yang diadopsi oleh banyak perusahaan
"Pasar perkantoran di Asia Pasifik diharapkan tetap menguntungkan penyewa, memberikan peluang bagi para occupiers untuk memanfaatkan akomodasi sewa yang lebih baik," katanya.
Pihaknya telah melihat peningkatan komitmen terhadap ruang kerja fleksibel hybrid.
Sebagai bagian dari strategi penghuni saat kondisi telah bertransisi menuju Asia-Pasifik yang menjadi endemik Covid-19.
"Penghuni menyadari dampak fleksibilitas dalam memungkinkan keterlibatan karyawan dan optimalisasi biaya," ucapnya.
Untuk sektor logistik, tingginya biaya transportasi dan semakin dibutuhkannya stabilisasi rantai pasokan mendorong perusahaan untuk menambah jumlah fasilitas logistik guna menampung inventaris yang lebih besar.
Angka sewa diperkirakan akan tumbuh rata-rata 2% hingga 3% sehubungan dengan masih sedikitnya pasokan ruang logistik dibandingkan dengan semakin tingginya permintaan
"13 dari 16 area di kawasan Asia Pasifik diprediksiakan mengalami kenaikan angka sewa, dengan Auckland sebagai kota dengan kenaikan angka sewa tertinggi," tuturnya.
Upaya untuk mengembangkan rantai pasokan yang lebih tangguh di era normal baru akan meningkatkan permintaan fasilitas logistik modern di Asia Pasifik ke tingkat yang lebih tinggi.
Hal ini akan menambah dimensi baru pada rangkaian kondisi permintaan yang sudah kuat yang didorong oleh e-commerce dan selanjutnya akan mengintensifkan tekanan pada opsi yang tersedia.
"Di seluruh wilayah, kami memproyeksikan sewa pada tahun 2022 meningkat. Dengan pasokan yang tidak mungkin untuk mengimbangi dalam jangka pendek-menengah, pertumbuhan sewa dapat diharapkan untuk lebih cepat," tuturnya
Untuk sektor pasar modal, volume transaksi di kawasan Asia Pasifik diprediksi mengalami kenaikan hingga 20 persen pada 2022.
"Sektor perkantoran berpotensi menarik lebih dari 60 persen nilai investasi yang masuk di kawasan Asia Pasifik. Amerika Serikat dan Singapura akan tetap menjadi sumber utama dari belanja modal di Asia Pasifik," ucapnya.