Bisnis.com, JAKARTA - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pengelola bandara diklaim telah maksimal mengelola keuangan selama pandemi Covid-19.
"Airport operator sudah melakukan hal-hal yang wajar seperti pengurangan jam operasi tetapi juga penambahan apabila dibutuhkan," ujar pemerhati penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia Gerry Soejatman, Jumat (10/12/2021).
Gerry menuturkan AP II lewat Bandara Soekarno Hatta bahkan telah menutup Terminal 1 guna mengurangi pengeluaran beban biaya. Hal tersebut dinilai cukup meringankan beban keuangan besar kendati rejuvenasi tetap dilakukan untuk Terminal I.
Sementara itu, pemerhati penerbangan Alvin Lie menilai PT Angkasa Pura I (persero) atau AP I dapat mempercepat pembayaran piutang atau pihak-pihak yang berutang kepada perseroan untuk menyehatkan kembali arus kas serta meringankan beban utang yang ditanggung.
“Jangan lihat hanya utang pengelola bandara [AP I] tapi juga harus dilihat piutang kepada mereka juga banyak. Jadi ini masalah cash flow. AP I perlu mempercepat pembayaran utang dari pihak yang berutang kepada mereka agar cashflow-nya kembali sehat,” ujarnya,
Strategi tersebut dapat dilakukan sembari terus menunda pembangunan bandara yang tidak mendesak dan menghidupkan kembali pendapatan dari para tenant yang membuka gerai di bandara serta mengejar kontrak periklanan di ruang bandara.
Alvin menilai persoalan kerugian operator bandara tak terhindarkan lagi selama pandemi yang harus dihadapi. Pengembangan bandara tak mendesak memang bisa ditunda tetapi pemeliharan fasilitas bandara perlu terus berjalan bandara harus siap untuk memfasilitasi bangkitnya transportasi udara.
Selama dua bulan hingga tiga bulan terakhir, bebernya, jumlah penerbangan dan penumpang transportasi udara mulai bangkit kembali. Dia pun mengharapkan kondisi yang telah baik ini dapat terus berlanjut.