Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gapmmi: Investasi Asing Naik, Didominasi oleh Pengolahan Susu

Menurut data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi asing ke industri makanan pada Januari-September 2021 tercatat US$2.018 juta, meningkat dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$1,1 miliar.
Pekerja beraktivitas di pabrik pengolahan susu Greenfields saat peresmian pabrik tersebut di Desa Palaan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (4/5)./Antara-Zabur Karuru
Pekerja beraktivitas di pabrik pengolahan susu Greenfields saat peresmian pabrik tersebut di Desa Palaan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (4/5)./Antara-Zabur Karuru

Bisnis.com, JAKARTA — Prospek industri pengolahan susu dinilai moncer seiring pertumbuhan kebutuhan masyarakat akan bahan pangan sehat.

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) mencatat peningkatan investasi asing sebesar 75,93 persen pada periode Januari-September 2021 didominasi oleh industri pengolahan susu.

Menurut data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi asing ke industri makanan pada Januari-September 2021 tercatat US$2.018 juta, meningkat dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$1.147 juta.

"Investasi sampai dengan September itu naik 75 persen dari investasi asing, hampir sebagian besar di industri susu," kata Ketua Umum Gapmmi Adhi S Lukman, di lokasi pabrik PT Yili Indonesia Dairy, Jumat (10/12/2021).

Sementara itu, penanaman modal dalam negeri (PMDN) ke industri makanan pada periode tersebut tercatat Rp20,42 triiun, terkontraksi 14,91 persen dibandingkan periode yang sama 2020 sebesar Rp24 triliun.

Derasnya investasi asing ke industri susu mengindikasikan potensi pengembangan yang besar di Indonesia, didorong masih rendahnya konsumsi per kapita dan permintaan yang meningkat drastis selama masa pandemi.

Adapun, salah satu investasi yang mendorong pertumbuhan masuknya modal asing ke sektor ini yakni oleh Yili Group. Melalui anak usahanya PT Yili Indonesia Dairy , Yili Group merogoh investasi senilai total Rp2,5 triliun dengan tahap awal sebesar Rp1,9 triliun.

Dengan kapasitas produksi 159 ton es krim per hari, pabrik seluas 8 hektare di atas lahan 17 hektare itu diklaim sebagai yang terbesar di Indonesia. Pabrik ini juga dicanangkan sebagai basis produksi di Asia Tenggara.

"Mereka [investor asing] lihat ini prospek yang cukup bagus dan apalagi seiring pendapatan Indonesia yang meningkat, konsumsi susu pasti akan meningkat," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper