Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gairah Bisnis Properti Bergantung Stimulus Pemerintah

Bisnis properti dinilai masih bergantung pada kebijakan stimulus pemerintah.
Rumah Bersubsidi/Bisnis
Rumah Bersubsidi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Permintaan properti sepanjang 2021 masih bergantung pada kebijakan stimulus insentif pemerintah.

Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan di awal 2021 sektor properti masih bersikap wait and see.

Para pencari properti dan pengembang masih mencermati langkah-langkah Pemerintah dalam menangani Covid-19 dan menunggu realisasi Pemerintah untuk memberikan stimulus bagi sektor properti.

"Situasi pasar properti mulai membaik setelah sejumlah stimulus dan kebijakan Pemerintah benar-benar digulirkan. Kebijakan Pembebasan Pajak Pertambahan Nilai [PPN] properti antara 50 hingga 100 persen yang ditanggung pemerintah. Kemudian Bank Indonesia juga mengizinkan uang muka nol persen lewat relaksasi rasio Loan to Value/Financing to Value [LTV/FTV]," ujarnya dalam Diskusi Panel Rumah.com - Arah Pandang Pasar dan Tren Properti 2022, Kamis (9/12/2021).

Menurutnya, stimulus pemerintah berhasil membuat pasar properti pulih sepanjang 2021.

"Ini ditandai dengan kenaikan harga properti pada kuartal II dan kuartal III serta kenaikan pencarian properti secara tahunan. Meskipun ada kebijakan PPKM darurat yang sempat menganjal pada tengah tahun, namun dengan adanya insentif dari pemerintah mampu menjaga optimisme pasar agar tetap hidup hingga akhir tahun," tuturnya.

Menurut data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI), indeks harga pada kuartal pertama sempat turun sebesar 0,36 persen secara kuartalan sementara suplai naik tipis sebesar 8,39 persen. Sedangkan indeks harga properti pada kuartal kedua naik 2,24 persen dari kuartal sebelumnya dan indeks suplai pada kuartal turun sebesar 2,13 persen secara kuartalan.

Kebijakan PPKM darurat secara mendadak pada awal kuartal III/2021 memberikan efek kejut terhadap berbagai sektor ekonomi di Indonesia. Kendati demikian, berbagai kebijakan Pemerintah membuat pengembang berani menggenjot pembangunan dan peluncuran hunian baru pada kuartal III/2021.

"Hal ini membuat para pengembang lebih percaya diri untuk meningkatkan produksi dengan mengeluarkan produk rumah di masa pemulihan ekonomi nasional," ucapnya.

Indeks harga pada kuartal ketiga 2021 menurut data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) naik sebesar 1,80 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Sementara itu, indeks suplai meningkat sebesar 9,57 persen secara kuartalan

"Indeks harga kuartal III itu sekarang di level 114,8 naik 1,8 persen dari kuartal II. Lalu secara tahunan, harga properti naik 3,24 persen dari tahun lalu. Selain itu indeks suplai berada di kuartal III ini berada di level 191 naik 9,8 persen, secara tahunan indeks suplai naik 32,07 persen," terangnya

Menurutnya, meskipun masih dalam masa pandemi, namun dari sisi pengembang masih cukup optimistis. Hal ini pun tak terlepas dari sejumlah stimulus yang diberikan pemerintah untuk sektor properti.

Berbagai kebijakan pemerintah membuat pengembang berani menggenjot pembanvunan dan peluncuran hunian baru di kuartal 3 tahun 2021.

Indeks harga kuartal 3 tahun 2021 naik sebesar 1,8 persen dimana kenaikan terjadi di wilayah Banten 3,07 persen, Jabar 2,3 persen, dan DKI Jakarta 1,81 persen. Lalu untuk indeks supply naik 9,58 persen dimana terjadi di wilayah Jateng 23,5 persen, Jabar 10,21 persen, dan DKI Jakarta 9,5 persen.

Marine menuturkan kebijakan Pemerintah pada sektor properti seperti Down Payment Nol Persen dan relaksasi Pajak Penambahan Nilai (PPN) properti tepat sasaran karena berdasarkan Rumah.com Consumer Sentiment Survey H1 2021 pada awal tahun 2021, sebanyak 67 persen responden mengharapkan penurunan uang muka. Sementara sebanyak 85 persen mengharapkan penurunan suku bunga ketika ditanya seputar suku bunga.

"Stimulus pemerintah berhasil membuat pasar properti pulih sepanjang tahun 2021, ditandai dengan kenaikan harga properti pada kuartal kedua dan ketiga serta kenaikan pencarian properti secara tahunan. Meskipun PPKM Darurat sempat menjadi ganjalan di pertengahan tahun, pemberian beragam insentif mampu menjaga optimisme pasar tetap hidup hingga akhir tahun. Hal ini membuat pengembang lebih percaya diri untuk meningkatkan produksi di masa pemulihan ekonomi nasional," katanya

Terkait tren pencarian properti hingga kuartal III/2021 di Rumah.com mengalami kenaikan 37 persen. Angka ini terus meningkat bila dibandingkan awal tahun 2021.

"Mungkin sedikit terkoreksi di bulan Juli karena kita ada PPKM dan ada virus Delta itu. Sesuah itu naik meningkat 37 persen dari tahun lalu. Menurut survei kami juga ada beberapa responden yang menyatakan minat pembelian rumah dalam waktu dekat," ucap Marine

Kondisi sektor properti sangat ditolong oleh sejumlah insentif pemerintah yang diberikan kepada konsumen / demand properti. Namun demikian, pemerintah sendiri belum memberikan stimulus atau insentif dari sisi supply atau pengembang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper