Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Harga Batu Bara Desember Rontok Jadi US$159,79 per ton

Penurunan HBA bulan ini juga disebabkan oleh masih berlangsungnya krisis energi diikuti merangkaknya komoditas energi fosil di luar batu bara.
Salah satu kegiatan PT RMK Energy Tbk. melakukan pemuatan batu bara ke tongkang. Perusahaan akan IPO di BEI dengan harga penawaran Rp160-Rp230.
Salah satu kegiatan PT RMK Energy Tbk. melakukan pemuatan batu bara ke tongkang. Perusahaan akan IPO di BEI dengan harga penawaran Rp160-Rp230.

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga batu bara acuan (HBA) Desember 2021 sebesar US$159,79 per ton. Angka ini turun US$55,22 per ton dibandingkan harga acuan November yakni US$215,01 per ton.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi menjelaskan penurunan HBA ini dipengaruhi oleh intervensi kebijakan Pemerintah China dalam menjaga kebutuhan batu bara domestik negara itu.

"Pemerintah China telah meningkatkan produksi batu bara dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang berdampak pada meningkatnya stok batu bara domestik China serta kebijakan pengaturan harga batu bara oleh pemerintah setempat," katanya dalam keterangan resmi, Rabu (8/12/2021).

Dia menambahkan penurunan HBA bulan ini juga disebabkan oleh masih berlangsungnya krisis energi diikuti merangkaknya komoditas energi fosil di luar batu bara. "Peralihan penggunaan batu bara global akibat melonjaknya harga gas dan minyak bumi mulai ter-recovery," jelasnya.

Penurunan HBA Desember sendiri merupakan kali pertama setelah hampir sepanjang tahun harga batu bara mengalami lonjakan sepanjang tahun 2021.

HBA dibuka pada level US$75,84 per ton saat Januari. Harga acuan ini mengalami kenaikan pada Februari US$87,79 per ton, dan sempat turun pada Maret menjadi US$84,47 per ton.

Acuan batu bara kemudian mengalami kenaikan secara beruntun hingga mulai April di angka US$86,68 per metrik ton, Mei (US$89,74/ton), Juni (US$100,33/ton), Juli (US$115,35/ton), Agustus (US$130,99/ton), September (US$150,03/ton), Oktober (US$161,63/ton) serta November mencapai US$215,01 per ton.

Adapun, HBA merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8 persen, Total Sulphur 0,8 persen dan Ash 15 persen.

Terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA yaitu, supply dan demand. Pada faktor turunan supply dipengaruhi oleh cuaca, teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.

Sementara untuk faktor turunan demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir dan hidro.

HBA Desember ini akan dipergunakan pada penentuan harga batu bara pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel) selama satu bulan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper