Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani mendorong PT Pertamina (Persero) untuk menyiapkan anggaran khusus yang digunakan untuk mengurangi emisi global guna menahan perubahan iklim. Pasalnya, biaya pengurangan emisi yang besar membuat pemerintah tidak mampu untuk berjalan sendirian.
Sri Mulyani mengatakan dari sisi pemerintah, anggaran khusus telah disisipkan dalam struktur anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk mengatasi laju perubahan iklim global. Hal itu bahkan telah dilakukan setiap tahunnya sejak 2016.
"Saya tantang Bu Ema sebagai CFO-nya [Pertamina], berapa sebenarnya anggaran yang disiapkan dari biaya operasional, investasi, dan belanja modal yang benar-benar disiapkan untuk perubahan iklim, sehingga kita bisa tahu, kita mengatakan Pemerintah hanya bisa 23 persen dari total belanja untuk bisa mentransformasikan ekonomi Indonesia sesuai dengan national determined contribution kita," ungkapnya dalam webinar Pertamina Energy Webinar 2021, Selasa (7/12/2021).
Sri Mulyani menambahkan, sektor energi merupakan salah satu sektor yang memiliki biaya yang sangat mahal dalam mengurangi emisi karbon, tetapi hal itu perlu diperjuangkan karena peran pentingnya bagi masyarakat. Kementerian Keuangan melakukan perhitungan kebutuhan biaya untuk mencapai target penurunan emisi karbon tersebut di Indonesia.
Menurutnya, berdasarkan temuan itu kebutuhan biaya terbesar berada di sektor energi, yang juga menyumbang karbondioksida (CO2) atau emisi karbon. Dia mengungkapkan, sektor energi itu bisa menurunkan tiga perempat atau 450 juta ton ekuivalen CO2. Biaya untuk menurunkan itu Rp3.500 triliun.
"Pertamina bisa membayangkan your responsibility sangat jelas dalam hal ini, sebagai perusahaan milik negara yang bahkan dalam hal ini terbesar di bidang energi, your responsibility untuk transforming Indonesia achieving net zero emission yang affordable dan adil itu menjadi luar biasa sangat penting. Saya berharap dalam webinar dan selebrasi ulang tahun ke-64 ini menjadi pemikiran dan komitmen dari seluruh jajaran pimpinan Pertamina," ungkapnya.