Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kepala BKF Klaim Kondisi Utang Indonesia Aman, Apa Alasannya?

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Febrio Nathan Kacaribu klaim kondisi utang Indonesia saat ini aman. Apa alasannya?
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu dalam Dialogue KiTa, Jumat (2/10/2020)/ Jaffry Prakoso-Bisnis
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu dalam Dialogue KiTa, Jumat (2/10/2020)/ Jaffry Prakoso-Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu menegaskan bahwa posisi utang Indonesia saat ini masih aman, meskipun bertambah besar.

"Utang Indonesia tidak ada masalah. Selama bertahun-tahun, khususnya mulai dari 2016, defisit kita selalu di bawah 3 persen dan lebih sering di bawah 2 persen dari PDB [produk domestik bruto] Fiskal kita sangat disiplin. Itulah yang membuat rasio utang kita terhadap PDB sangat rendah," kata Febrio pada webinar, Senin (6/12/2021).

Sebelum pandemi Covid-19, rasio utang Indonesia tercatat sebesar 30 persen terhadap PDB. Febrio mengatakan rasio utang tersebut adalah salah satu level yang terendah di dunia. Apalagi, tambahnya, jika mempertimbangkan posisi Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia yaitu di posisi ke-16.

Dia membandingkan rasio utang Indonesia dengan rata-rata negara maju sebelum pandemi Covid-19 yang memiliki rasio utang tinggi hingga 80 persen terhadap PDB.

Setelah adanya pandemi Covid-19, penanganan pandemi dari sisi fiskal menyebabkan rasio utang Indonesia naik sebesar 10 persen. Saat ni, Febrio menyebut rasio utang Indonesia terhadap PDB adalah sekitar 40 persen.

Menurutnya, kenaikan tersebut masih lebih rendah dari sejumlah negara yang mengalami kenaikan rasio utang lebih tinggi. Dia memberi contoh Argentina mengalami kenaikan rasio utang selama pandemi sebesar 50 persen terhadap PDB. Begitu pula dengan China, Brazil dan Turki, yang mengalami kenaikan rasio utang lebih tinggi dari Indonesia.

"Karena kita juga melakukan reform, baik di belanja dan perpajakan, kita bisa jaga di level 40 persen dalam beberapa tahun ke depan. Lalu, ke depannya akan stabil lagi," tuturnya.

Disiplin fiskal, tambah Febrio, menjadikan Indonesia lebih leluasa untuk mengelola utang secara kredibel pada saat dibutuhkan. Terutama, pada saat kondisi luar biasa seperti pandemi Covid-19.

Selain itu, pemerintah juga akan secara bertahap menurunkan defisit APBN setiap tahunnnya untuk bisa kembali di bawah 3 persen pada 2023 mendatang.

"Jadi jangan khawatir, utang kita aman," tutupnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper