Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi platform dagang-el (e-commerce) memperkirakan nilai transaksi pada Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 12.12 tahun ini bisa melampaui capaian 2020. Transaksi produk lokal diperkirakan bakal mendominasi belanja masyarakat.
"Kami masih sangat optimis bahwa Harbolnas 12.12 akan mampu mendorong kenaikan transaksi dengan kondisi masyarakat juga sudah mampu melakukan adaptasi terhadap situasi pandemi seperti sekarang," kata Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga, Senin (6/12/2021).
Bima mengatakan pelaku usaha bakal mendorong pemasaran produk lokal dalam Harbolnas 12.12 tahun ini. Pada 2020, nilai transaksi Harbolnas tercatat mencapai Rp11,5 triliun.
"Kami akan fokus mendorong produk lokal dalam Harbolnas kali ini. Kami menargetkan kenaikan transaksi produk lokal dan akan mendominasi transaksi 70 persen," katanya.
Dia memastikan platform dagang-el akan memberi sejumlah insentif agar menarik minat belanja masyarakat. Di antaranya melalui kerja sama dengan Bank Mandiri untuk subsidi diskon, meski Bima belum memperinci besaran diskon yang akan ditawarkan.
"Dari sisi promosi, platform akan all out mempromosikan event ini dan juga pelapak-pelapak unggulannya. Selain itu, kami juga bekerja sama dengan Bank Mandiri untuk subsidi diskon dari produk-produk selama Harbolnas pada 11 dan 12 Desember 2021," kata Bima.
Penyaluran diskon bagi konsumen ini dibenarkan oleh Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan. Dia memperkirakan para platform akan tetap memberikan tawaran menarik meski pemerintah tidak menggelontorkan subsidi biaya pengiriman sebagaimana diterapkan pada 2020.
"Sepertinya akan diwarnai gratis ongkos kirim dari platform dan mekanismenya mereka yang akan jelaskan," kata Oke.
Bank Indonesia sebelumnya memperkirakan volume transaksi dagang-el meningkat 38,17 persen dari 925,86 juta transaksi pada 2020 menjadi 1,27 miliar transaksi pada 2021.
Dari sisi nilai, transaksi dagang-el diproyeksikan menembus Rp354,3 triliun atau naik sekitar 33 persen dibandingkan dengan nilai transaksi pada 2020 yang mencapai Rp266,2 triliun. Bank Indonesia sempat memperkirakan kenaikan bisa menembus 48,4 persen, mengingat realisasi nilai transaksi pada semester I/2021 mencapai Rp186,7 triliun atau naik 63,36 persen secara tahunan.