Bisnis.com, JAKARTA - Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat menilai pemerintah perlu menutup seluruh akses bandara dan pelabuhan selama 14 hari untuk mencegah masuknya varian Omicorn tersebut.
"Indonesia harus membatasi seluruh warga asing tidak hanya dari Afrika Selatan dan Hongkong, untuk mencegah penyebaran varian baru Omicorn,” katanya dalam siaran pers, Rabu (1/12/2021).
Achmad mengatakan, Indonesia harus belajar dari kasus varian delta. Saat varian delta muncul, Indonesia terlambat menutup akses bandara dan pelabuhan. Akibatnya, angka kematian mencapai 140.000 orang.
Dia mengingatkan, windows of opportunity Indonesia dalam menutup bandara sangat sempit, sehingga penutupan bandara dan pelabuhan harus dilakukan segera.
"Windows of opportunity dalam menutup bandara sangat kecil sehingga penutupan pelabuhan dan bandara tersebut harus cepat. Bila kasusnya sudah masuk Indonesia, maka penutupan tersebut menjadi tidak berguna lagi,” jelasnya.
Dia menambahkan, Omicorn lebih infeksius 5 kali lipat dibandingkan varian delta sehingga efeknya akan lebih parah bila terlambat.
Baca Juga
"Para pembuat kebijakan harus cepat dan berani, bila tidak kita kena jebakan Covid untuk ketiga kalinya,” ujarnya.
Dia mengatakan, pendekatan vaksinasi untuk mencegah penyebaran varian baru Omicorn masih dipertanyakan keampuhannya. Korea Selatan pun mengumumkan bahwa vaksinasi yang sudah mencapai 80 persen penduduk ternyata tidak mampu membendung lompatan kasus baru Covid-19.
Dia menyimpulkan, Indonesia harus melakukan langkah yang berbeda dari pendekatan selama ini, termasuk kemungkinan mengembangkan ekonomi mandiri tanpa mengandalkan negara lain bila ingin keluar dari jebakan Covid-19.
#ingatpesanibu #sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua