Bisnis.com, JAKARTA — Pengembangan industri hijau dihadapkan pada segudang tantangan dan pekerjaan rumah. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan lima tantangan besar bagi pemerintah untuk mewujudkan prinsip-prinsip berkelanjutan pada operasional industri manufaktur.
Pertama, industri dalam negeri masih tertinggal dalam riset dan pengembangan terutama yang dapat diaplikasikan secara multisektoral. Kekinian teknologi juga menjadi syarat utama yang dibutuhkan menuju industri yang berkelanjutan.
"Ini masih sangat kurang, baik dari sisi SDM, maupun fasilitas riset," kata Agus saat penganugerahan penghargaan industri hijau di Jakarta, Selasa (30/11/2021).
Kedua, masih banyak perusahaan industri yang menggunakan mesin berteknologi lama yang cenderung tidak efisien, serta menghasilkan limbah dan polusi tinggi.
Ketiga, pembiayaan untuk beralih ke peralatan fabrikasi hijau juga menjadi tantangan tersendiri karena nilainya yang tidak kecil.
Agus mengakui bahwa besarnya pembiayaan untuk peralihan tersebut hal menciptakan keengganan dari sisi industri untuk menambah belanja modal ke permesinan yang dapat mendorong efisiensi dan pengembangan industri hijau.
"Ini membutuhkan biaya yang tinggi. Kita harus juga mampu meyakinkan perbankan agar upaya ini tercapai," ujarnya.
Keempat, kualitas sumber daya manusia yang belum memadai terutama dari sisi keahlian, kapasitas, serta pengalaman. SDM yang ada saat ini, lanjut Agus, belum dapat mengikuti kemajuan teknologi hijau di industri manufaktur.
Kelima, dia juga mengakui masih kurangnya insentif, baik fiskal dan nonfiskal yang mendukung pengembangan industri hijau.
Adapun tiga langkah yang diupayakan dalam memenuhi komitmen hijau tersebut antara lain, pengurangan jejak karbon dengan menghentikan ekspor bahan mentah sejumlah komoditas dan menciptakan penghiliran industri untuk ekspor barang jadi atau setengah jadi.
Selain itu, pemerintah juga mendorong pengembangan kawasan industri hijau, yang saat ini tengah di bangun di Kalimantan Utara. Agus mengatakan seluruh proses produksi di kawasan industri tersebut telah mempertimbangkan aspek keberlanjutan, mulai dari penggunaan energi sampai produk jadi.
"Sudah ada banyak calon tenant yang ingin masuk, dan hanya salah satu saja, ke depan kami akan mengembangkan di daerah lain," ujarnya.
Sementara itu, program penghargaan industri hijau 2021 diikuti oleh 152 perusahaan, dengan 88 entitas yang mendapatkan kualifikasi penilaian tertinggi level 5. Sebanyak 49 perusahaan mendapat kualifikasi level 4 dan 15 industri dinyatakan masuk memerlukan upaya lebih untuk menerapkan prinsip industri hijau.
Adapun berdasarkan data self assessment industri tahun 2021, capaian penghematan energi mencapai Rp3,2 triliun. Sedangkan pencapaian penghematan air mencapai Rp168 miliar.