Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WSBK Mandalika Kerek Bisnis Penginapan di Desa Wisata Kuta Lombok

Lalu Maulidin, salah satu pemilik penginapan di Desa Wisata Kuta Lombok mengatakan semua kamar terisi penuh saat ajang WSBK 2021.
Wisatawan lokal berkunjung ke Desa Wisata Kuta, Lombok usai acara Superbike. Sirkuit Mandalika kini menarik perhatian wisatawan lokal untuk  berfoto di sekitar sirkuit./Bisnis-Novita Sari Simamora
Wisatawan lokal berkunjung ke Desa Wisata Kuta, Lombok usai acara Superbike. Sirkuit Mandalika kini menarik perhatian wisatawan lokal untuk berfoto di sekitar sirkuit./Bisnis-Novita Sari Simamora

Bisnis.com, PRAYA -- Penginapan di Desa Wisata Kuta, Lombok Tengah terisi penuh dan mencatatkan kenaikan harga hingga 3 kali lipat saat perhelatan acara World Superbike (WSBK) 2021 Mandalika beberapa waktu lalu. 

Lalu Maulidin, salah satu pemilik penginapan di Desa Wisata Kuta Lombok mengatakan semua kamar terisi penuh saat ajang WSBK 2021. Harga juga langsung berubah naik hingga 3 kali lipat per kamar, yakni dari harga Rp150.000-Rp200.000 menjadi Rp400.000-Rp600.000 per kamar.

"Acara WSBK Mandalika telah membangkitkan pariwisata di Lombok," ungkapnya ketika ditemui Bisnis, Jumat (26/11/2021).

Selama pandemi Covid-19, penginapan di desa wisata hampir tidak memiliki kunjungan dari wisatawan lokal dan internasional. Namun, saat pembangunan sirkuit WSBK, banyak pekerja kontruksi yang memiliki menginap di kamar-kamar Desa Wisata Kuta.

Lalu mengatakan bahwa harga sewa penginapan bagi pekerja WSBK mencapai Rp800.000 per bulan. Dia mengatakan, selama tidak ada wisatawan maka kamar-kamar tersebut dijadikan kontrakan.

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Pokdarwis Desa Wisata Kuta juga mendapat pinjaman dari PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF senilai Rp100 juta untuk renovasi kamar, dengan bunga 3 persen per tahun dan tanpa agunan.

Dia mengatakan pembiayaan dari Sarana Multigriya Finansial (SMF) sangat membantu Desa Wisata Kuta untuk memperbaiki kamar-kamar yang lama tidak dihuni.

Trisnadi Yulrisman, Direktur SMF menuturkan bahwa program pembiayaan homestay, merupakan sinergi SMF dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

"Program tersebut dilaksanakan dalam rangka mendukung PEN di sektor pariwisata yang saat ini terpukul sangat dalam akibat pandemi Covid-19," imbuhnya. 

Hingga saat ini, SMF telah merealisasikan Program Pembiayaan Homestay di 11 desa yang terletak dalam Destinasi Super Prioritas Pariwisata (DSPP) Borobudur, DSPP Mandalika, dan daerah potensi pariwisata di wilayah Banyuwangi dan Sumedang.

Perseroan terus melakukan adaptasi atas kondisi pandemi yang memukul kegiatan pariwisata dan kegiatan travelling masyarakat. Namun, SMF optimistis sektor pariwisata akan meningkat seiring membaiknya kondisi Covid-19 di Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper