Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Rating Kredit Indonesia dari Beberapa Lembaga Pemeringkat

Sejumlah lembaga pemeringkat menilai bahwa pemulihan ekonomi Indonesia tetap terjaga, meskipun lajunya tertahan oleh penyebaran varian delta Covid-19.
logo Fitch Ratings - Bisnis
logo Fitch Ratings - Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah lembaga pemeringkat telah menerbitkan rating kredit terbaru dari Indonesia, seperti Fitch Rating yang menyematkan peringkat kredit BBB dengan outlook stable.

Berdasarkan keterangan resmi Kementerian Keuangan, sejumlah lembaga pemeringkat menilai bahwa pemulihan ekonomi Indonesia tetap terjaga, meskipun lajunya tertahan oleh penyebaran varian delta Covid-19. Di tengah tekanan itu, pada kuartal III/2021 Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi 3,51 persen.

"Fitch menilai risiko evolusi pandemi akan menjadi tantangan pemerintah dalam beberapa tahun mendatang. Meskipun demikian, Fitch yakin pertumbuhan ekonomi akan konsisten pada kisaran 6 persen yang didukung oleh penanganan pandemi Covid-19 yang optimal dan pelaksanaan implementasi Undang-Undang Cipta Kerja, yang bertujuan mengurangi hambatan investasi yang turut mendorong pertumbuhan," tertulis dalam keterangan resmi Kementerian Keuangan, dikutip pada Rabu (24/11/2021).

Selain Fitch, beberapa lembaga pemeringkat lainnya telah menyampaikan hasil penilaian terbaru atas rating kredit Indonesia. Berikut daftarnya berdasarkan data Kementerian Keuangan:

Fitch: BBB (Stabil)

S&P: BBB (Negatif)

Japan Credit Rating Agency: BBB+ (Stabil)

Rating & Investment: BBB+ (Stabil)

Moody's: Baa2 (Stabil)

Ficth menilai bahwa penerapan Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan dapat menghasilkan tambahan penerimaan pajak 0,8 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada 2022. Tambahan penerimaan itu sebagian besar terkait dengan kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN).

"Perluasan basis pajak dan meningkatkan kepatuhan menjadi tantangan tersendiri yang perlu diselesaikan. Fitch berharap reformasi perpajakan mampu membantu pemerintah untuk memenuhi target defisit APBN di bawah 3 persen terhadap PDB pada 2023," tertulis dalam keterangan resmi.

Lalu, Fitch menilai bahwa secara luas, pasar bereaksi netral dan positif terhadap perpanjangan kebijakan perpanjangan pembiayaan kesehatan dan penanganan kemanusiaan hingga 2022, sebagai antisipasi atas merebaknya varian delta. Respons positif itu diindikasikan oleh imbal hasil obligasi dan nilai tukar yang stabil.

Pada akhir Oktober 2021, cadangan devisa Bank Indonesia menguat menjadi US$145,5 miliar. Investasi asing juga telah mengalami pemulihan khususnya di beberapa sektor, termasuk produksi kendaraan listrik. Fitch mengingatkan Indonesia untuk tetap berhati-hati terkait pergeseran sentimen investor terhadap pasar negara berkembang, mengingat ketergantungan yang tinggi pada arus masuk portofolio dan ekspor komoditas.

"Keputusan lembaga pemeringkat mempertahankan peringkat kredit Indonesia merupakan pengakuan atas stabilitas makroekonomi dan prospek jangka menengah Indonesia yang tetap terjaga di tengah situasi pandemi Covid-19. Hal tersebut didukung oleh kinerja APBN yang sangat baik sebagai instrumen fiskal yang responsif dan antisipatif dalam situasi yang masih dinamis," tulis Kementerian Keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper