Bisnis.com, JAKARTA - Royal Dutch Shell Plc., berencana untuk membangun pabrik bahan bakar nabati di Singapura untuk membantu perusahaan memenuhi target pengurangan emisi hingga separuhnya pada tahun 2030.
Dilansir Bloomberg pada Selasa (23/11/2021), perusahaan berencana membangun pabrik dengan kapasitas produksi 550.000 ton per tahun hidrogen dari minyak sayur dan lemak hewan. Hasilnya dapat digunakan untuk memproduksi bahan bakar untuk transportasi darat dan laut.
Shell mengurangi kapasitas pemrosesan minyak mentah di kompleks Pulau Bukom yang menjadi lokasi pabrik bahan bakar nabati.
Baca Juga
Hal ini seiring dengan target Shell untuk menghilangkan semua emisi bersih dari operasinya dan sebagian besar gas rumah kaca dari bahan bakar yang dijualnya kepada pelanggan pada 2050.
"Kami telah memangkas kapasitas pemrosesan minyak mentah kami di Bukom. Ada komitmen yang jelas dari bahan bakar fosil dan juga bahan bakar tradisional,” ujar Aw Kah Peng, Chairman Shell Companies Singapura dalam acara upacara peletakan batu pertama untuk unit minyak pirolisis di lokasi tersebut.
Pabrik ini akan menjadi salah satu yang terbesar di Asia , kata Senior Vice President Shell Singpura Shirley Yap. Perusahaan menargetkan produksi mencapai 2 juta ton minyak untuk pesawat yang berkelanjutan per tahun hingga 2025. Perusahaan juga memproses 1 juta ton sampah plastik per tahun secara global.