Bisnis.com, JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) akan beranjak menjadi perusahaan berbasis bisnis energi pada 2026, seiring dengan upaya pemerintah mendorong penghiliran komoditas batu bara untuk menekan emisi karbon.
Direktur Utama Bukit Asam Suryo Eko Hadiarto mengatakan bahwa dalam strategi bisnisnya ke depan, perusahaan akan memulai pengembangan bisnis logistik transportasi dan operasi pertambangan, bisnis energy, termasuk energi terbarukan.
Kemudian, bisnis kimia dan derivatif lainnya, termasuk penghiliran batu bara yang merupakan mandat pemerintah untuk seluruh perusahaan sektor pertambangan plat merah.
“Kami menyatakan bahwa destinasi pertama PTBA menjadi perusahaan energi pada 2026. Ciri-cirinya adalah pembukuan revenue sekitar 50 persen dari batu bara, dan 50 persen bisnis energi,” katanya saat Indo EBTKE Conex 2021, Selasa (23/11/2021).
Pada tahap awal, perusahaan berkode emiten PTBA tersebut mulai melakukan tiga strategi khusus mendukung rencana transformasi jangka panjang perusahaan.
Pertama, peningkatan portofolio pembangkit listrik berbasis EBT dalam rencana pengembangan bisnis energi menuju destinasi pertama di 2026. Kedua, adalah proyek coal to chemicals industry development.
Baca Juga
“Ini sudah disiapkan kawasan ekonomi khusus di Tanjung Enim, Sumatra Selatan, sebagai lahan atau area kami yang akan masuk dari coal to chemicals,” terangnya.
PTBA memulai proyek coal to DME di kawasan tersebut. Area bekas tambang itu akan dijadikan sebagai lokasi penghiliran batu bara menjadi produk kimia. Targetnya, proyek strategis nasional tersebut akan menggantikan gas bumi sebagai bahan bakar, sehingga menekan impor LPG.
Ketiga, perusahaan juga melakukan pengembangan carbon management program. Program itu akan terintegrasi dengan upaya pengurangan karbon dalam pertambangan, termasuk carbon offset dan dekarbonisasi.
“PTBA akan masuk ke bisnis manajemen karbon ini ke depan,” terangnya.