Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemanfaatan Sistem Resi Gudang Rumput Laut Alami Peningkatan

Pemanfaatan SRG pada rumput laut disebut mengalami tren peningkatan dibandingkan dengan tahun lalu.
Nelayan memindahkan rumput laut yang dipanennya di Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan, Senin (4/9/2019). BISNIS.COM
Nelayan memindahkan rumput laut yang dipanennya di Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan, Senin (4/9/2019). BISNIS.COM

Bisnis.com, JAKARTA - PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) mendorong pelaku usaha rumput laut untuk memanfaatkan sistem resi gudang (SRG), terutama dalam aktivitas ekspor. Pemanfaatan SRG pada rumput laut memperlihatkan tren peningkatan dibandingkan dengan tahun lalu.

“Dengan memanfaatkan SRG, petani rumput laut dapat memasukkan komoditas rumput laut yang mereka miliki saat kurs dolar AS turun, dan melakukan ekspor pada saat kurs dolar AS membaik. Selain itu, pemanfaatan resi gudang juga bisa dilakukan saat terjadi pergerakan harga di pasar internasional yang menurun,” kata Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia Fajar Wibhiyadi dalam siaran pers, Jumat (19/11/2021).

Indonesia menjadi salah satu negara eksportir terbesar untuk komoditas rumput laut. Nilai rumput laut yang dipasarkan di pasar internasional mencapai US$2,9 miliar dengan volume 807.000 ton. Indonesia menguasai pangsa sebesar 25 persen dengan volume 195.000 ton.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa selama kurun 2014 sampai 2019, ekspor rumput laut nasional tercatat tumbuh rata-rata sebesar 6,53 perse per tahun. Untuk 2020, volume ekspor tercatat sebesar 195.574 ton dengan nilai mencapai US$279,58 juta.

Dalam catatan Pusat Registrasi Resi Gudang, sepanjang 2021 sampai dengan Oktober , terdapat 19 resi gudang dari komoditas rumput laut yang diregistrasi dengan volume 1,4 ton. Rumput laut yang diregistrasi mencapai nilai US$32,7 miliar dan nilai pembiayaan Rp21,9 miliar.

Sedangkan sepanjang 2020, komoditas rumput laut yang teregistrasi sebanyak 10 resi gudang dengan volume 743,5 kilogram senilai Rp15 miliar. Nilai pembiayaan saat itu sebesar Rp2,3 miliar.

“Terkait pemanfaatan resi gudang, KBI sebagai pusat registrasi resi gudang akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait manfaat dari instrumen ini,” kata Fajar.

Fajar mengatakan Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan SRG. Perusahaan juga optimistis peningkatan pemanfaatan resi gudang bakal diikuti dengan kenaikan pembiayaan.

Salah satu pengelola gudang dan eksportir rumput laut yang memanfaatkan SRG adalah PT Rahmat Bahari Indonesia yang berada di Bali. Sepanjang 2021, PT Rahmat Bahari Indonesia telah meregistrasikan rumput laut sebanyak 4 resi gudang dengan volume 63.592 kilogram senilai Rp508,73 juta.

“Dengan adanya Sistem Resi Gudang ini, kami tentunya dapat menjaga ketersediaan barang yang ada, sehingga dapat menawarkan kepada buyer-buyer diluar negeri. Selain itu dengan adanya SRG ini, kami dapat memitigasi fluktuasi harga serta rate kurs yang ada,” kata Pimpinan PT Rahmat Bahari Indonesia Ni Nyoman Ribek.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper