Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Keluarkan Cadangan Minyak Setelah Dirayu AS

Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping telah membahas keuntungan pengeluaran minyak dari cadangan strategis dalam pertemuan virtualnya pada pekan ini.
Anjungan minyak di Teluk Meksiko, AS/ Bloomberg
Anjungan minyak di Teluk Meksiko, AS/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – China mengeluarkan cadangan minyak strategisnya setelah Amerika Serikat (AS) mengajaknya untuk melakukan penjualan bersama atau joint sale di tengah lonjakan harga yang menyebabkan kelangkaan pasokan.

Dilansir Bloomberg pada Kamis (18/11/2021), hal itu memperlihatkan dua konsumen minyak terbesar di dunia bersedia untuk bekerjasama guna menjaga biaya energi.

"Kami sedang melakukan pekerjaan pelepasan minyak mentah saat ini," kata juru bicara Badan Pangan dan Cadangan Strategis Nasional melalui telepon.

Namun, belum jelas apakah pihak berwenang China melakukannya sebagai tanggapan atas undangan Washington, atau apakah mereka memang sudah memiliki rencana sebelumnya.

Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping telah membahas keuntungan pengeluaran minyak dari cadangan strategis dalam pertemuan virtualnya pada pekan ini.

Kesediaan Beijing menjadi sebuah kemenangan dari sisi Washington untuk menurunkan harga. Administrasi Biden telah melobi negara-negara Asia termasuk China, India, Jepang, dan Korea Selatan, untuk melepas cadangannya karena anggota OPEC+ tak bergeming terhadap tekanannya untuk menambah produksi.

China tercatat telah mengimpor sekitar 10 juta barel per hari pada level rata-rata tahun ini. Negara ini sedang menghadapi kelangkaan listrik yang menyebabkan pemadaman di beberapa daerah.

China memanfaatkan stok nasionalnya tahun ini sebagai upaya untuk menurunkan harga minyak mentah domestik.

Pada September, otoritas pengatur cadangan mengadakan lelang publik perdananya dengan menawarkan 7,4 juta barel, setara dengan impor China kurang dari satu hari. Sebelumnya, China juga telah melakukan penjualan privat pada cadangannya sebelum pelelangan.

"Kami akan merilis rincian lebih lanjut tentang volume minyak dan tanggal penjualannya di situs web kami pada waktunya, seperti yang kami lakukan dalam lelang publik pertama", kata juru bicara biro cadangan.

Saat ini harga minyak melonjak hingga 50 persen pada tahun ini, berkontribusi pada pertumbuhan inflasi seiring dengan pemulihan pandemi Covid-19.

Adapun harga bahan bakar telah mendekati rekor di beberapa wilayah di AS. Pemerintah AS sedang menimbang beberapa tanggapan terkait pelepasan stoknya. Biden juga telah memerintahkan Komisi Perdagangan Federal untuk menyelidiki kemungkinan manipulasi pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper