Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perhatikan! Sejumlah Sektor Bisnis Ini Diprediksi Pulih pada 2022

Kajian Economist Intelligence Unit memprediksi pada 2022 sebagian besar industri akan kembali ke tingkat sebelum pandemi Covid-19.
Pedagang merapikan kiosnya saat tidak beroperasi di Pasar Tasik, Tanah Abang (21/8/2021). Pemerintah terus mempercepat realisasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional 2021 yang diantaranya ditujukan untuk penyaluran bantuan dan insentif kepada pelaku usaha baik korporasi maupun UMKM yang terdampak pandemi COVID-19./ANTARA FOTO-Hafidz Mubarak A
Pedagang merapikan kiosnya saat tidak beroperasi di Pasar Tasik, Tanah Abang (21/8/2021). Pemerintah terus mempercepat realisasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional 2021 yang diantaranya ditujukan untuk penyaluran bantuan dan insentif kepada pelaku usaha baik korporasi maupun UMKM yang terdampak pandemi COVID-19./ANTARA FOTO-Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa sektor bisnis pada 2022 diprediksi akan kembali ke tingkat pertumbuhan sebelum pandemi. Proyeksi itu muncul dalam laporan terbaru Economist Intelligence Unit (EIU) yang dirilis Rabu (17/11/201).

Dalam kajian itu, EIU memperkirakan sektor otomotif dan ritel di tingkat global akan terus pulih sama seperti tahun 2019. Dua sektor ini, tulis kajian itu, masing-masing akan mencetak angka 7,5 persen di pasar Asia dan 3,3 persen sesuai inflasi.

Hal ini sejalan dengan sikap optimistis Menko Perekonomian Airlangga Hartarto usai membuka Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021, Kamis pekan lalu. Menurut Airlangga, perekonomian terus pulih terlihat dari kinerja ekspor dan impor yang tumbuh serta peningkatan konsumsi rumah tangga yang terus membaik sejak kuartal II kemarin.

Selain otomotif dan ritel, sektor energi menurut kajian EIU juga akan meningkat sebanyak 2,2 persen sejalan dengan pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19. Kendati tumbuh, sektor energi mempunyai tantangan besar, terutama yang terkait dengan batu bara.

Kesepakatan COP26 yang akan meninggalkan batubara sebagai sumber energi listrik membuat  banyak perusahaan energi perlu melakukan tinjauan langkah-langkah strategis mereka terkait dengan tekanan untuk mengurangi emisi dari batu bara.

Lalu ada juga sektor perbankan yang dinilai EIU akan tumbuh. Salah satu pemacunya ialah pertumbuhan PDB negara di dunia secara serempak bakal meningkatkan aktivitas perbankan, perusahaan asuransi, dan pengelola dana pada 2022.

Sektor kesehatan yang paling terpukul karena pandemi juga diprediksi akan tumbuh pada tahun depan. Sektor kesehatan global diproyeksi menguat 4,1 persen secara tahunan pada 2022 nanti. Terlebih lagi, saat ini masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan setelah adanya pandemi.

Vaksinasi Covid-19 akan tetap menjadi prioritas utama, tetapi sistem perawatan kesehatan akan berjuang untuk mengatasi tumpukan perawatan non-Covid-19.

Laporan EIU juga menyebutkan sektor telekomunikasi akan tumbuh. Hal ini seiring dengan peluncuran jaringan internet 5G. Kurang lebih akan ada 16 dari 60 pasar telekomunikasi yang bakal meluncurkan jaringan internet 5G pada tahun depan. Hanya saja harga yang masih mahal akan menjadi tantangan.

Terakhir sektor pariwisata. EIU mengatakan pariwisata tumbuh, tapi tidak menggembirakan seperti sektor lainnya. Pasalnya sektor ini paling terpuruk dan membuat banyak pelaku usahanya gulung tikar. EIU memprediksi sektor ini tetap akan tumbuh namun tidak seperti sebelum pandemi.

Menurut Direktur Operasi Industri EIU, Ana Nicholls dunia akan kembali mendekati normal selama 2022, setidaknya di negara maju. Namun, pandemi akan memiliki efek yang berkepanjangan pada penawaran dan permintaan, serta harga.

"Banyak pemerintahan di seluruh dunia menjadi lebih tegas, memperkenalkan pajak dan peraturan yang akan memaksa banyak perusahaan untuk memikirkan kembali strategi mereka," ujarnya.

Hal ini bisa jadi merujuk pada kesepakatan global di KTTG20 yang menyetujui pemajakan bagi perusahaan digital multinasional sebesar 15 persen seperti belum lama ini.

Selain itu, lanjut Ana, KTT COP26 mengenai krisis perubahan iklim juga secara serius mulai mempengaruhi cara perusahaan melakukan bisnis, dan model pembiayaan yang dapat mereka tarik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Wahyu Arifin
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper