Bisnis.com, JAKARTA – Pakar petir dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Profesor Reynaldo Zoro menyebut petir di daerah tropis, seperti Indonesia memiliki karakteristik yang lebih kuat dibandingkan dengan wilayah subtropis.
Zoro menyebut, kuatnya petir di wilayah tropis bisa membuat tangki milik PT Pertamina (Persero) berlubang saat terkena sambaran.
“Petir tropis memang sangat kuat. Apabila menyambar tangki, bisa membuat meleleh, bisa berlubang,” katanya melalui keterangan tertulis, Selasa (16/11/2021).
Zoro juga menyebut tangki milik Pertamina memiliki kualitas yang memenuhi berbagai standar, termasuk standar dari National Fire Protection Association (NFPA).
Sebelumnya, BMKG juga menyampaikan peringatan dini bahwa pada saat tangki terbakar, hujan lebat disertai petir akan melanda Cilacap. Kondisi serupa, juga disampaikan Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap, Wijonardi.
Zoro yang juga Kepala Pusat Penelitian Petir, Lightning Research Center (LRC), Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI)- ITB tersebut menambahkan, karakteristik petir di wilayah tropis memang berbeda dibandingkan dengan subtropis.
Baca Juga
Petir subtropis, kata dia, lebih kecil, pendek, dan impulsnya lebih sedikit. Sementara itu, ekor petir tropis lebih panjang, lebih tinggi, lebih curam, sehingga muatannya lebih banyak.
“Petir tropis memiliki sambaran tinggi, amplitudo besar, gelombang sangat curam, impulse force-nya bisa menghancurkan, dan muatan arus petir jauh lebih besar,” katanya.
Karena karakteristik petir tropis yang luar biasa itulah, tambahnya, maka kasus kebakaran kilang akibat petir juga bukan hanya terjadi di Indonesia.
Menurut dia, di luar negeri, terutama di wilayah tropis, peristiwa serupa juga kerap terjadi, salah satu yang paling sering terbakar akibat petir adalah kilang di Malaysia yang kondisinya mirip Indonesia.
Selain kualitas tangki yang sudah memenuhi syarat, lanjut Zoro, sebenarnya kilang-kilang Pertamina juga dilengkapi dengan teknologi Free Standing Mast (FSM) dan Extended Mast Terminal (EMT) pada struktur yang berfungsi sebagai sistem penangkal petir.
Bahkan, teknologi proteksi petir seperti FSM dan EMT tersebut, ujarnya, juga terdapat pada kilang Cilacap, namun memang terdapat sebagian tangki yang belum memakai teknologi tersebut.
“Malah di Cilacap, di kilangnya juga sudah dipasang. Di sana sudah lebih dari 17 kali sambaran. Jadi kalau gak pakai teknologi itu, coba dibayangkan apa yang terjadi,” katanya.