Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menilai tren surplus akan berdampak positif pada perekonomian, dan menyatakan bahwa akan terus memperkuat sinergi kebijakan guna mendukung pemulihan ekonomi.
Sekadar informasi, surplus neraca perdagangan Indonesia Oktober 2021 tercatat mencapai US$5,73 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya sebesar US$4,37 miliar.
Pada waktu yang sama, neraca perdagangan Indonesia terus mencatat nilai positif sejak Mei 2020, sehingga tren surplus tercatat sudah berlangsung selaam 18 bulan.
"Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk mendukung pemulihan ekonomi," tulis Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam siaran pers, Senin (15/11/2021).
Selama periode Januari-Oktober 2021, secara keseluruhan neraca dagang mencatat surplus US$30,81 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama pada 2020 sebesar US$16,93 miliar.
Capaian ini didorong oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat. Pada Oktober 2021, neraca perdagangan nonmigas mencetak surplus sebesar US$6,61 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada September 2021 sebesar US$5,31 miliar.
Secara rinci, ekspor nonmigas pada Oktober 2021 tercatat sebesar US$21,00 miliar, meningkat dibandingkan dengan capaian pada bulan sebelumnya sebesar US$19,67 miliar.
Selain itu, ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti bahan bakar mineral termasuk batu bara dan CPO; serta produk manufaktur, seperti besi dan baja; tercatat meningkat. Ditinjau dari negara tujuan, ekspor nonmigas ke China, Amerika Serikat, dan Jepang tetap tinggi seiring dengan pemulihan permintaan global.
Di sisi lain, impor nonmigas tetap kuat pada seluruh komponen, sejalan dengan perbaikan ekonomi domestik yang berlanjut.
Adapun, defisit neraca perdagangan migas menurun dari US$0,93 miliar pada September 2021 menjadi US$0,87 miliar pada Oktober 2021. Penurunan defisit dipengaruhi oleh peningkatan kinerja ekspor migas terutama minyak mentah dan gas.