Bisnis.com, JAKARTA – Transisi menuju dekarbonisasi tidak hanya penting untuk menghentikan perubahan iklim, tetapi juga merupakan pendorong pertumbuhan ekonomi dengan potensi untuk menciptakan jutaan pekerjaan ramah lingkungan (green jobs).
Menurut Laporan 2019 tentang Kesenjangan Emisi yang diterbitkan oleh Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), emisi gas rumah kaca global harus dikurangi sebesar 7,6 persen tahun antara 2020 dan 2030 untuk mencapai target.
Angka tersebut sesuai dengan Perjanjian Paris (Paris Agreement) untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5° C atau 2,7 persen per tahun untuk membatasinya hingga 2° C.
Bahkan, jika semua komitmen Perjanjian dipenuhi, lanjut laporan itu, suhu akan naik 3,2 °C pada akhir abad ini, dengan meningkatnya frekuensi dan intensitas fenomena iklim yang telah menghancurkan planet ini dalam beberapa tahun terakhir.
Mengingat situasi ini, umat manusia perlu mempercepat transisi menuju ekonomi tanpa karbon yang ramah lingkungan. Transisi seperti itu tidak hanya berpotensi menghentikan perubahan iklim, tetapi juga menjadi pendorong pertumbuhan yang nyata.
Ekonomi sirkular yang melibatkan penggunaan kembali (reusing), perbaikan (repairing) atau daur ulang (recycling), peningkatan produksi dan konsumsi berkelanjutan, juga akan menciptakan lapangan kerja ramah lingkungan.
Selain mengurangi limbah, ekonomi sirkular akan menghemat energi dan berkontribusi untuk mencegah kerusakan permanen dalam hal iklim, keanekaragaman hayati dan polusi udara, tanah dan air yang disebabkan oleh eksploitasi sumber daya kita pada tingkat yang lebih cepat daripada yang dapat digantikan oleh planet ini.
Lantas, Apa Itu Green Jobs dan Apa Dampaknya terhadap Ekonomi?
Dilansir iberdrola.com, program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) mengatakan definisi green jobs sebagai posisi di bidang pertanian, manufaktur, R&D, administrasi, dan kegiatan layanan yang bertujuan untuk secara substansial melestarikan atau memulihkan kualitas lingkungan.
Dengan kata lain, pekerjaan lingkungan adalah pekerjaan yang ditujukan untuk melindungi dan mempromosikan lingkungan. Bisa juga diartikan sebagai pekerjaan yang mempertimbangkan dampaknya terhadap kesehatan planet setiap saat dan berusaha untuk meminimalkannya.
Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), jenis ini mampu:
- Meningkatkan efisiensi konsumsi energi dan bahan baku.
- Membatasi emisi gas rumah kaca.
- Meminimalkan limbah dan kontaminasi.
- Melindungi dan memulihkan ekosistem.
- Berkontribusi pada adaptasi terhadap perubahan iklim.
Manfaat lain dari pekerjaan hijau ini adalah pengaruhnya terhadap ekonomi global. ILO telah memperingatkan bahwa, jika tidak ada perubahan, pertumbuhan lapangan kerja di masa depan tidak akan cukup untuk memenuhi pertumbuhan angkatan kerja di negara-negara maju dan berkembang.
"Namun, perubahan dalam produksi dan penggunaan energi untuk mencapai target 2 °C dapat menyebabkan penciptaan sekitar 18 juta pekerjaan di ekonomi dunia", jelas ILO dalam laporannya World Employment and Social Outlook 2018.
Perubahan ini ditujukan dalam mematuhi Perjanjian Paris dan menghasilkan pekerjaan ramah lingkungan, akan mencakup penggunaan energi yang lebih ekstensif dari sumber terbarukan, pertumbuhan kendaraan listrik dan pelaksanaan pekerjaan konstruksi untuk mencapai efisiensi energi di gedung-gedung.