Bisnis.com, JAKARTA – Industri tekstil kembali mencatatkan kontraksi pada kuartal III/2021. Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) industri tekstil dan pakaian jadi turun -3,34 persen secara year-on-year.
Namun demikian, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) tetap optimistis industriawan dapat membalikkan keadaan pada penghujung tahun, terdorong permintaan yang tinggi dan pasar yang terus pulih.
"Saya tetap optimistis, bahwa perbaikan ini kelihatannya sudah on the right track," kata Ketua Umum API Jemmy Kartiwa Sastraatmaja kepada Bisnis, Selasa (9/10/2021).
Jemmy melanjutkan, jika tak bisa mencapai pertumbuhan positif pada tahun ini, paling tidak industri tekstil dapat memperkecil angka kontraksi dibandingkan dengan tahun lalu.
Sebelumnya, pada kuartal I/2021 industri tekstil dan pakaian jadi terkontraksi -13,28 persen yoy, diikuti dengan penurunan 4,54 persen pada triwulan kedua, yang terbaru -3,34 persen pada kuartal ketiga. Adapun sepanjang tahun lalu, industri tekstil juga terkontraksi 8,88 persen.
"Saya yakin harusnya bisa, minimum harusnya bisa tumbuh sedikit, karena waktunya tinggal pendek, tinggal kuartal terakhir," lanjut Jemmy.
Optimisme tersebut didorong utilisasi yang mulai membaik pada Oktober 2021 yang hampir mencapai angka 80 persen. Perbaikan tersebut juga tercermin dari pencapaian purchasing managers' index (PMI) manufaktur Indonesia pada Oktober 2021 yang mencapai 57,2.
Selain itu, lanjutnya, Indonesia juga diuntungkan dengan upaya diversifikasi rantai pasok negara-negara lain yang mengalihkan pesanannya ke Indonesia. Pemesanan juga dilakukan dalam jangka panjang sehingga memudahkan pelaku usaha untuk merancang rencana kerja.
Sementara itu, menurut catatan Kementerian Perindustrian, rata-rata utilisasi industri tekstil sampai dengan September 2021 berada pada 72,31 persen. Sebaliknya, industri pakaian jadi sebesar 84,83 persen, dan industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki sudah mencapai 80,18 persen.
"Kalau kami lihat utilisasi, antara September ke Oktober, Oktober jauh lebih baik. Dari situ kan sudah bisa mengukur bahwa pasti kalau utilisasi naik, demand naik, sejalan dengan data PMI lebih baik," ujar Jemmy.