Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banyak Orang Tidak Melakukan Perjalanan saat Nataru, Ini Alasannya

Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan survei untuk melihat pola perjalanan di masa libur Natal dan Tahun Baru 2022 atau Nataru.
Ilustrasi. Pengendara melintas di perempatan lampu merah Pasar Rebo di Jakarta, Selasa (20/7/2021)./ANTARA FOTO-Indrianto Eko Suwarso
Ilustrasi. Pengendara melintas di perempatan lampu merah Pasar Rebo di Jakarta, Selasa (20/7/2021)./ANTARA FOTO-Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan survei untuk melihat pola perjalanan di masa libur Natal dan Tahun Baru 2022 atau Nataru.

Hasil survei yang dilakukan pada 11–20 Oktober 2021 tersebut menyebutkan bahwa 87 persen atau setara dengan 231,6 juta warga tidak akan melakukan perjalanan antarkota di akhir tahun.

Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat sekaligus Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, jika dibandingkan dengan pergerakan pada Nataru sebelumnya, potensi pergerakan orang di tahun ini lebih kecil. Setidaknya ada 13 persen warga yang diperkirakan melakukan perjalanan antarkota.

“Terdapat beberapa alasan mengapa warga memilih untuk tidak bepergian di masa libur Natal dan Tahun Baru, seperti kondisi saat ini anak-anak sekolah sudah mulai melaksanakan belajar tatap muka, menjadi pertimbangan untuk tidak memilih bepergian,” kata Djoko dalam keterangan tertulis, Kamis (5/11/2021).

Selain itu, dia menyebut bahwa para pegawai atau pekerja sudah mulai aktif bekerja dan mendekati normal, sehingga masyarakat memilih tidak bepergian untuk pulang kampung atau liburan pada Natal dan Tahun Baru yang akan menghabiskan banyak biaya.

Bukan itu saja, menurut Djoko, masyarakat lebih memilih memperbaiki perekonomian keluarga yang sempat terpuruk selama masa pengetatan kegiatan dan mobilitas karena berkurangnya pendapatan keluarga.

“Alasan tidak melakukan perjalanan dapat disebabkan beberapa faktor, antara lain perkiraan adanya gelombang ketiga Covid-19 di akhir tahun yang mempengaruhi minat masyarakat dalam melakukan perjalanan,” tambah Djoko.

Menurutnya, faktor lain yang juga mempengaruhi keinginan masyarakat untuk bepergian adalah masih ketatnya persyaratan perjalanan (masa berlaku dan biaya test swab PCR dan Antigen) yang mengakibatkan adanya penambahan biaya perjalanan.

Meski begitu, dia menilai, Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenhub masih dapat melakukan survei 1–2 kali lagi untuk mendapatkan pola pergerakan terkini hingga mendekati masa Nataru nanti.

Sebab, masih ada potensi perubahan pola berpikir masyarakat untuk melakukan pergerakan Natal dan Tahun Baru. Pasalnya, selain ada kebijakan yang dilonggarkan, tentu masih ada sebagian warga yang berkeinginan untuk melakukan perjalanan.

“Survei ini dilakukan 11–20 Oktober 2021. Sementara itu, survei sejenis tahun lalu dilaksanakan pada 29 November–11 Desember 2021. Tentunya masih ada perubahan pola berpikir masyarakat untuk melakukan pergerakan Nataru tahun ini,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmi Yati
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper