Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Perkembangan Restrukturisasi Garuda (GIAA)

Garuda Indonesia dibebani oleh setumpuk hutang dan ekuitas negatif mencapai US$2,5 miliar atau sekitar Rp35 triliun (kurs Rp14.000 per US$).
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) Setiaputra. /Istimewa
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) Setiaputra. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) menjabarkan sejumlah perkembangan restrukturisasi utang yang tengah dijalani.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan akselerasi langkah pemulihan kinerja, salah satunya dilakukan melalui restrukturisasi kewajiban usaha bersama seluruh krediturnya agar tetap memberikan layanan kepada masyarakat.

Irfan berpendapat di tengah tekanan kinerja usaha yang dihadapi seluruh pelaku industri penerbangan, langkah restrukturisasi menjadi sebuah opsi yang paling tepat dan relevan dalam menunjang upaya pemulihan kinerja Garuda Indonesia.

“Langkah restrukturisasi tersebut yang saat ini terus kami perkuat melalui sinergitas BUMN salah satunya bersama Pertamina di mana pada akhir tahun 2020 lalu kami berhasil memperoleh kesepakatan perpanjangan waktu pembayaran kewajiban usaha selama tiga tahun dari total outstanding yang tercatat hingga akhir tahun 2020 terhadap Pertamina," ujarnya, Kamis (28/10/2021).

Dia menambahkan bahwa kesepakatan tersebut juga dilanjutkan melalui diskusi penjajakan restrukturisasi bersama Pertamina untuk kewajiban usaha yang tercatat pada 2021 ini. Dirinya optimis dan percaya langkah yang telah berhasil dijajaki bersama Pertamina maupun berbagai mitra usaha lainnya sejauh ini, menjadi pondasi fundamental bagi kelangsungan bisnis Garuda Indonesia ke depan.

Dia juga memastikan bahwa seluruh aspek kegiatan operasional penerbangan akan tetap berlangsung dengan normal, di mana kami berkomitmen untuk senantiasa mengoptimalkan standar layanan penerbangan yang aman dan nyaman untuk memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat maupun pengangkutan kargo bagi sektor perekonomian nasional.

Pada kesempatan terpisah, Pakar Industri Penerbangan, Hendra Soemanto berharap untuk ke depannya, Garuda Indonesia sebagai National Flight Carrier harus memposisikan dirinya menjadi sebuah perusahaan penerbangan besar serta harus mendominasi pasar domestik dan internasional.

"Tentunya, dengan itikad baik bersama serta tata kelola manajemen yang mumpuni dan profesional di industri penerbangan komersial dari seluruh jajaran direksi dan insan garuda di dalamnya, dengan satu tujuan, menjadikan Garuda Indonesia baru sebagai maskapai dengan profit oriented yang dikontrol oleh sebuah Holding yang mumpuni kelak," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper