Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OECD dan IMF Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global, KSSK: Indonesia Perlu Antisipasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan Indonesia perlu mengantisipasi dan memperhatikan perkembangan ekonomi global. Keempat lembaga dalam KSSK berkomitmen untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi dan stabilitas sistem keuangan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan rancangan APBN 2021 dalam konferensi pers virtual, Selasa (1/12/2020) / Foto: Kemenkeu RI
Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan rancangan APBN 2021 dalam konferensi pers virtual, Selasa (1/12/2020) / Foto: Kemenkeu RI

Bisnis.com, JAKARTA — Disrupsi suplai global dan mutasi terbaru varian Covid-19 menyebabkan proyeksi perekonomian global berpotensi terkoreksi. Hal tersebut dinilai perlu diantisipasi dan diwaspadai oleh Indonesia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa saat ini setidaknya terdapat dua risiko utama dalam perekonomian global, yakni dirupsi suplai global serta penyebaran varian delta dan mutasi terbaru Covid-19. Kedua risiko itu terjadi di tengah masih timpangnya distribusi vaksin di seluruh dunia.

Menurutnya, disrupsi suplai global lebih panjang dari perkiraan sehingga menimbulkan kenaikan harga barang, harga energi, hingga memicu tekanan inflasi di sejumlah negara. Misalnya, inflasi di Amerika Serikat berada di 5,4 persen dalam empat bulan terakhir dan inflasi Uni Eropa mencapai 3,4 persen pada September 2021.

"Permasalahan global supply disruption yang lebih panjang dan masih tingginya ketidakpastian perkembangan Covid-19 di berbagai belahan dunia membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia turun," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK) pada Rabu (27/10/2021).

Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) pada Mei 2021 memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi global tahun ini dapat berada di angka 5,8 persen. Namun, kedua risiko itu membuat proyeksinya direvisi menjadi 5,7 persen.

"International Monetary Fund [IMF] merevisi proyeksi ekonomi dunia yang pada Juli lalu 6 persen menjadi 5,9 persen," ujar Sri.

Dia menilai bahwa Indonesia perlu mengantisipasi dan memperhatikan perkembangan ekonomi global. Keempat lembaga dalam KSSK pun berkomitmen untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi dan stabilitas sistem keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper