Bisnis.com, JAKARTA — PT Xurya Daya Indonesia merencanakan pemasangan 50 titik pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap hingga pertengahan 2022.
VP Marketing PT Xurya Daya Indonesia George Hadi Santoso mengatakan bahwa hingga kini perusahaan telah memasang dan mengoperasikan 48 site PLTS atap.
“Rencana memasang lagi sekitar 50 PLTS atap sampai dengan pertengahan tahun depan,” katanya kepada Bisnis, Rabu (27/10/2021).
Teranyar, perusahan melakukan pemasangan pembangkit energi bersih itu di LTC Glodok Jakarta dengan kapasitas 360 kilowatt peak (kWp). Kapasitas terpasangan PLTS atap ini disebut paling besar di Jakarta.
Adapun dia menyebut ragam instansi terlibat dalam pemasangan pembangkit surya ini. Beberapa di antaranya adalah sekolah, pusat perbelanjaan, hotel dan resort, pabrik beton hingga industri stainless steel.
Sementara itu, perusahaan menyebutkan bahwa harga modul surya di tingkat dunia sedang mengalami kenaikan hingga 30 persen. Kondisi ini dinilai terjadi akibat kenaikan harga sumber energi seperti batu bara akibat krisis energi.
Managing Director PT Xurya Daya Indonesia Eka Himawan mengatakan bahwa gejolak harga ini telah terjadi sejak dua bulan terakhir. Kondisi ini disebabkan kenaikan harga komoditas dunia.
“Ada gejolak di market. Harga modul surya di seluruh dunia sedang mengalami kenaikan dari tadinya 25 sen per kWp [kilowatt peak] menjadi 35 sen per kWp,” katanya kepada Bisnis pekan lalu.
Eka menyebut kondisi ini akan menyebabkan sejumlah proyek tertunda. Meski begitu diperkirakan kenaikan harga modul surya tidak permanen. Seiring krisis energi pulih, harga komponen ini juga berangsur turun.
Menurutnya, proyek konstruksi modul surya yang tengah dilakukan Xurya Daya belum berpengaruh terhadap harga. Pasalnya pengadaan komponen sudah dilakukan sebelum harga melambung di pasaran.
“Sekarang masih on track. Konstruksi memakan waktu 3–6 bulan. Jadi kebanyakan konstruksi sudah mulai 3 bulan lalu. Kebetulan harga masih normal,” terangnya.