Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Stasiun Walini Tetap Dibangun di Fase Berikutnya

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menegaskan pengecualian Stasiun Walini sebagai stasiun yang melayani penumpang Kereta Cepat Jakarta–Bandung tidak otomatis membatalkan pengerjaan konstruksi di daerah tersebut.
Foto udara proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di salah satu tunnel atau terowongan di kawasan Tol Purbaleunyi KM 125, Cibeber, Cimahi Selatan, Jawa Barat, Kamis (2/4/2020). Bisnis/Rachman
Foto udara proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di salah satu tunnel atau terowongan di kawasan Tol Purbaleunyi KM 125, Cibeber, Cimahi Selatan, Jawa Barat, Kamis (2/4/2020). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menegaskan pengecualian Stasiun Walini sebagai stasiun yang melayani penumpang Kereta Cepat Jakarta–Bandung tidak otomatis membatalkan pengerjaan konstruksi di daerah tersebut.

Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengonfirmasi bahwa Stasiun Walini belum dimasukkan menjadi stasiun pelayanan pada fase pertama pengoperasian Kereta Cepat Jakarta–Bandung.

Alasannya, perusahaan mempertimbangkan aspek komersial dan kondisi perusahaan yang sedang melakukan efisiensi dengan mengurangi potensi pembengkakan biaya.

Meski demikian, dia menegaskan bahwa rencana itu tidak berarti pengerjaan konstruksi di Walini dibatalkan. KCIC akan melakukan pembangunan Stasiun Walini pada fase selanjutnya, sesuai arahan pemegang saham.

“Penundaan pembangunan ini bukan berarti pengerjaan konstruksi di Walini batal, tetapi hanya ditunda sementara waktu,” ujarnya ketika dikonfirmasi, Minggu (24/10/2021).

Sebelumnya, KCIC juga tengah menempuh sejumlah langkah dalam upaya mengembalikan biaya pengerjaan proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung, termasuk menunda pembangunan transit oriented development (TOD) Walini.

Sekretaris Perusahaan KCIC  Mirza Soraya mengatakan bahwa saat ini tahapan yang sedang dan akan dilaksanakan ke depannya untuk bisa menekan pembengkakan biaya tersebut adalah mengubah skema operation maintenance readiness.

Dalam hal ini, SDM operation & maintenance akan menggunakan sebagian besar pegawai KAI yang berpengalaman.

KCIC, sebutnya, akan memprioritaskan penyelenggaraan training di Indonesia dan secara online, sehingga bisa menghemat biaya training dan operation and maintenance readiness lainnya.

Kemudian, lanjutnya, perusahaan juga melakukan negosiasi facility agreement dengan lender dan negosiasi dengan kontraktor terkait beberapa isu biaya proyek.

“Kami juga telah melakukan value engineering di beberapa pekerjaan konstruksi yang masih berjalan, serta menunda pembangunan TOD Walini,” ujarnya, Jumat (3/9/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper