Bisnis.com, JAKARTA – PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menegaskan pengecualian Stasiun Walini sebagai stasiun yang melayani penumpang Kereta Cepat Jakarta–Bandung tidak otomatis membatalkan pengerjaan konstruksi di daerah tersebut.
Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengonfirmasi bahwa Stasiun Walini belum dimasukkan menjadi stasiun pelayanan pada fase pertama pengoperasian Kereta Cepat Jakarta–Bandung.
Alasannya, perusahaan mempertimbangkan aspek komersial dan kondisi perusahaan yang sedang melakukan efisiensi dengan mengurangi potensi pembengkakan biaya.
Meski demikian, dia menegaskan bahwa rencana itu tidak berarti pengerjaan konstruksi di Walini dibatalkan. KCIC akan melakukan pembangunan Stasiun Walini pada fase selanjutnya, sesuai arahan pemegang saham.
“Penundaan pembangunan ini bukan berarti pengerjaan konstruksi di Walini batal, tetapi hanya ditunda sementara waktu,” ujarnya ketika dikonfirmasi, Minggu (24/10/2021).
Sebelumnya, KCIC juga tengah menempuh sejumlah langkah dalam upaya mengembalikan biaya pengerjaan proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung, termasuk menunda pembangunan transit oriented development (TOD) Walini.
Baca Juga
Sekretaris Perusahaan KCIC Mirza Soraya mengatakan bahwa saat ini tahapan yang sedang dan akan dilaksanakan ke depannya untuk bisa menekan pembengkakan biaya tersebut adalah mengubah skema operation maintenance readiness.
Dalam hal ini, SDM operation & maintenance akan menggunakan sebagian besar pegawai KAI yang berpengalaman.
KCIC, sebutnya, akan memprioritaskan penyelenggaraan training di Indonesia dan secara online, sehingga bisa menghemat biaya training dan operation and maintenance readiness lainnya.
Kemudian, lanjutnya, perusahaan juga melakukan negosiasi facility agreement dengan lender dan negosiasi dengan kontraktor terkait beberapa isu biaya proyek.
“Kami juga telah melakukan value engineering di beberapa pekerjaan konstruksi yang masih berjalan, serta menunda pembangunan TOD Walini,” ujarnya, Jumat (3/9/2021).