Bisnis.com, JAKARTA — BUMN Jasa Survei PT Sucofindo mencatatkan realisasi pendapatan 95 persen dari target pada triwulan III/2021. Meski tak mencapai target, perusahaan menyebut angka ini masih terbilang cukup baik.
“Kami tidak mencapai 100 persen target tapi di atas 95 persen target, tetap kami katakan sebagai baik meski tidak 100 persen target. Itu dari sisi pendapatan,” Direktur Utama PT Sucofindo Mas Wigrantoro Roes Setiyadi kepada Bisnis usai perayaan HUT Sucofindo di Jakarta, Jumat (22/10/2021).
Dia menjelaskan pada tahun ini, perusahaan mengeluarkan sejumlah biaya ekstra sehingga profit yang ditargetkan meleset. Satu di antarnaya adalah biaya untuk membantu penanganan pandemi Covid-19.
Kemudian, perusahaan plat merah ini turut merogoh kocek akibat kasus asuransi Jiwasraya. Kata dia, perusahaan mau tak mau ikut terdampak akibat kasus tersebut.
Dia menyebut permasalahan yang terjadi di Jiwasraya tidak hanya berdampak pada Sucofindo. Para pensiunan perusahaan juga merasakan imbas dari kasus tersebut.
“Itu mengurangi profitabilitas kami, jadi kalau dari sisi revenue, kita sudah masuk A. Tapi profitabilitas kami turun karena ada biaya yang extra cost yang harus kami tanggung,” terangnya.
Selain itu, Mas Wigrantoro menyebutkan bahwa perusahaan telah membuktikan diri dapat menangani sejumlah tantangan termasuk selama pandemi Covid-19.
Ke depan, perusahaan bakal mengoptimalkan inovasi dan kolaborasi untuk menjadi pemain penting jasa survei dunia. Terlebih dengan adanya holding jasa survei, seluruh perusahaan diminta untuk saling bersinergi mengembangkan sektor yang ditetapkan.
Sementara itu, pemerintah dalam waktu dekat akan meresmikan pembentukan holding jasa survei. PT Sucofindo sebagai salah satu perusahaan dalam holding tersebut akan berfokus pada sektor pertambangan, laboratorium hingga sertifikasi produk halal.